Pedagang Pasar Ruteng Keluhkan Sepi Pembeli

Ruteng, Ekorantt.com – Pedagang Pasar Inpres Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT, mengeluhkan sepi pembeli beberapa waktu belakangan.

Margareth salah satu penjual sayur di Pasar Inpres Ruteng mengatakan, para pembeli tak mampir di lapak dagangannya karena ada pedagang lain yang menjual bebas di areal parkiran yang berlokasi di luar pasar.

“Kami sepi karena ada yang berjualan di depan jalan. Semua orang beli di sana, karena mereka harganya cukup murah. Sementara kaminya borok di mereka,” ujar Margareth di hadapan Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit saat memantau Pasar Ruteng, Rabu, 25 Oktober 2023.

Padahal menurut dia, para pedagang yang berjualan di tempat parkir tidak membayar retribusi ke daerah. Sementara Margareth dan pedagang lain yang berjualan di dalam areal pasar tetap membayar retribusi seperti biasa.

Ia mengaku membayar retribusi sebesar Rp97.000 per triwulan. Sedangkan retribusi sampah sebesar Rp10.000 per bulan.

Imbas dari kondisi itu, jualan Margaret banyak yang busuk. Dengan terpaksa, sayuran busuk itu dijadikan makanan babi meskipun sebelumnya mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membelinya.

Bupati Manggarai, Herybertus G.L Nabit sedang melakukan pemantauan di Pasar Inpres Ruteng, Rabu, 25 Oktober 2023 (Foto: Adeputra Moses/Ekora NTT)

Tapi ho’o ami ga toe nganceng bayar pajak, ai toe manga masukkan gami ge, sepi bail ata belanja. Penong ata botek (Sekarang kami tidak bisa membayar pajak karena kami tidak ada pemasukan. Terlalu sepi pembeli),” keluh Margareth.

Sebab itu, Margareth meminta Pemerintah Kabupaten Manggarai agar segera menutup aktivitas jualan di tempat parkir. Ini penting agar  pedagang yang dipungut retribusi boleh dikunjungi banyak pembeli dan mendapat keuntungan.

“Kalau bisa di bawah (jualan di tempat parkir) tutup!” pintanya.

Bupati Herybertus G. L. Nabit kemudian merespons positif atas keluhan pedagang terkait sepi pembeli akibat banyak pedagang berjualan di tempat parkir atau di luar areal pasar.

“Kalau ini tidak segera diatur, tentu akan mengalami kesulitan,” timpal Bupati Nabit.

Ia mengaku telah memerintahkan Badan Pendapatan Daerah untuk menutup tempat parkir tersebut secara permanen. Para pedagangnya akan dipindahkan ke dalam pasar untuk mengisi los yang masih kosong.

“Karena kalau jadi tempat parkir, tetap rawan disalahgunakan lagi. Tutup semua supaya semua orang masuk ke pasar,” tegasnya.

Para petugas sedang menertibkan para pedagang yang berjualan di tempat parkir Pasar Ruteng, Rabu, 25 Oktober 2023 (Foto: Adeputra Moses/Ekora NTT)

Pantauan Ekora NTT, tak lama kemudian pemerintah melalui Badan Pendapatan Daerah dan Satpol-PP langsung beroperasi.

Beberapa petugas langsung memerintahkan para pedagang untuk berpindah dari tempat parkir, kemudian berjualan di dalam areal pasar.

Pantau Harga Jelang Kunjungan Jokowi

Tidak hanya itu, Bupati Nabit juga mengaku berkunjung ke pasar untuk mengecek kembali harga beras dan bahan pokok lainnya yang selama beberapa waktu belakangan mengalami kenaikan.

“Ditemukan hari ini bahwa harga beras sudah mulai turun. Kalau minggu lalu harganya Rp16.000, hari ini kita cek kembali ke harga Rp15.000,” katanya.

Nabit berharap, beberapa waktu ke depan ini tidak lagi mengalami kenaikan. Demikian juga dengan komoditas lain, terutama yang didatangkan dari luar daerah.

“Sayur-sayuran juga ada yang datang dari Ngada, Matim, dan Mabar sehingga ini menjadi evaluasi bagi kita juga,” terangnya.

Selain itu, kata dia, tujuan kunjungan ke pasar untuk kesiapan kedatangan Presiden Joko Widodo yang rencananya pada 29 Oktober 2023, tapi ditunda. Namun, Pemkab Manggarai tetap menyiapkan sejak dini.

“Walaupun ditunda, lokus kunjungannya tetap sama dari Bulog ke Santo Aloysius, dilanjutkan ke Pasar Inpres Ruteng,” ucapnya.

“Karena itu kita siapkan titik-titik kunjungan,” sambungnya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA