Larantuka, Ekorantt.com – Kreasi komunitas seni Nara Teater bergema di Pekan Kebudayaan Nasional 2023 yang berlangsung di Produksi Film Negara, Jalan Otista Raya No 125-127 Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta pada Rabu, 25 Oktober 2023 lalu.
Dalam hajatan tersebut anggota komunitas Nara Teater mementaskan teater ‘Gema Ladang’ dengan mengusung kultur ladang masyarakat Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Sebelumnya, komunitas seni Nara Teater sukses mementaskan teater ‘Gema Ladang’ di Lembata, sebuah kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Flores Timur.
Laku cipta sekaligus sutradara Nara Teater, Silvester Petara Hurit, mengatakan bahwa pertunjukan mengangkat khazanah lokal diiringi nyanyian khas tentu saja untuk membangkitkan gairah berladang, syukuran panen, juga ratapan kepedihan tatkala benih padi, jagung yang tidak menemukan identitas dirinya di hati masyarakat Flores Timur.
“Pertunjukan ini mengangkat budaya kita sendiri. Budaya berladang yang khas dengan gema nyanyian, tarian, juga ratapan. Kita percaya bahwa padi adalah jelmaan seorang perempuan, olehnya perlu dijaga martabatnya,” tutur Silvester usai latihan persiapan pementasan.
Dalam teks pementasan pada Pekan Kebudayaan Nasional 2023 tersurat riwayat masyarakat Flores Timur yang dilahirkan dari beragam kisah, hidup di daerah berbukit-bukit, serta gunung yang menjulang. Meski begitu, Flores Timur tetap subur memberikan nikmat hasil yang memuaskan.
“Kami lahir dari gunung, dibesarkan bukit-bukit, bapak kami matahari dan bulan, ibu kami bumi tanah. Di atas tanah-tanah berbatu kami memahatkan riwayat, bukit-bukit menggemakan nyanyian kami, suka duka kami. Adakah lapar yang kau dengar dari tanah ibu?” ujar salah satu aktor, Jhon Da Silva.
Pria yang akrab disapa Jondas ini, menjelaskan dalam kebudayaan masyarakat Flores Timur mengenal kultur ladang berarti mengenal diri sendiri.
“Proses latihan tak sekali jadi butuh konsentrasi keutuhan hati, pikiran, dan perasaan,” tutur Jondas.
Bogy seorang Laku cipta ritual Bakar Batu yang berasal dari Sorong turut memberikan komentar terkait pementasan teater ‘Gema Ladang’ tersebut.
Menurut dia, kehadiran Nara Teater di Pekan Kebudayaan Nasional 2023 mengangkat spirit ladang yang hampir punah.
Syair-syair ladang, kata dia, serentak memberikan harapan kepada generasi untuk terus mengupayakan ketahanan pangan lokal.
“Syair nyanyian ladang yang menyedot perasaan sehingga beberapa seniman menumpahkan air mata, dan harapannya bagi generasi agar terus upayakan ketahanan pangan,” imbuh Bogy.
Untuk diketahui, Pekan Kebudayaan Nasional Indonesia 2023 mengusung tema lumbung sebagai metode aksi.
Tema ini berangkat dari konsep lumbung sebagai presentasi praktik kerja khalayak yang diterjemahkan secara artistik dan puitis di ruang publik, ruang komunitas, ruang pamer dan ruang pertunjukan.
Beatrix Polen Aran (Jurnalis Warga)