Berkunjung ke Sabu Raijua, Ansy Lema Disambut dengan Tradisi Cium Hidung

Kupang, Ekorantt.com – Anggota DPR RI 2019-2024 Yohanis Fransiskus Lema berkunjung ke Kabupaten Sabu Raijua pada Jumat, 3 November 2023 lalu.

Menariknya, Ansy Lema mengaku, di beberapa tempat di Sabu Raijua, ia disambut dengan tradisi cium hidung. Tradisi ini, kata dia, dikenal dengan nama Henga’ddo.

“Di Sabu saya bertemu dengan nelayan, petani dan peternak. Kami berdiskusi berbagai tantangan dan pergumulan mereka,” ujar politisi PDIP itu sebagaimana dikutip dari akun Instagram @ansy.lema.

Ansy pun memuji masyarakat Sabu Raijua yang menurut dia, begitu hangat, ramah, serta penuh keakraban menyambut tamu.

“Di sana, setiap pertemuan pasti ditandai dengan cium hidung,” imbuh dia.

Ia menjelaskan, Henga’ddo atau tradisi mencium hidung ini dilakukan tanpa memandang jenis kelamin, status, dan strata sosial serta usia.

Selain sebagai tanda persaudaraan, tradisi ini sebagai tanda penghormatan terhadap yang lebih tua. Juga sebagai tanda kejujuran.

Di Sabu Raijua, kata Ansy, ada juga tradisi memberikan nama Sabu bagi seseorang. Pemberian nama Sabu sebagai tanda diterima dan menjadi bagian dari keluarga.

“Mereka memberi saya nama Sabu Mayo, suku kata Yo diambil dari nama depan saya Yohanis. Saya memaknai Mayo juga berarti Maria-Yoseph,” jelas Anggota DPR RI dari Dapil NTT II itu.

Diketahui, dalam kunjungannya ke Sabu Raijua Ansy menggelar kegiatan bimbingan teknis (bimtek) untuk petani dan penyuluh pertanian.

Bimtek digelar bekerja sama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan).

“Penyuluh berkualitas sangat penting untuk memajukan sektor pertanian. Peningkatan kapasitas penyuluh dan peningkatan kesejahteraannya perlu dilakukan,” katanya.

Sering Gambarkan Potensi Garam Sabu Raijua di Senayan

Selain itu, pada hari yang sama Ansy juga  meninjau lokasi tambak garam di Kabupaten Sabu Raijua.

Ia mengungkapkan, dirinya berulang kali menggambarkan potensi garam di Sabu Raijua dalam rapat di DPR RI.

“Kini saya berkesempatan langsung menemui petambak garam di Sabu,” katanya.

Menurut Ansy, selain memberikan tambahan pendapatan daerah, pengembangan garam dapat memberikan kontribusi positif pada petambak garam rakyat.

Pemerintah, lanjut dia, harus mencari solusi untuk membeli garam hasil produksi petambak rakyat di Sabu Raijua.

“Petambak garam harus dilindungi agar bisa berkembang,” katanya.

Ia menegaskan, keran impor garam harus dibatasi agar tidak memukul petambak garam domestik.

Tak kalah penting adalah input pendampingan kapasitas dan dukungan teknologi agar dapat bertransformasi dari sekadar petambak garam tradisional menuju produksi garam industri.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA