Ruteng, Ekorantt.com – Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Maksimus Regus mengatakan bahwa tantangan dunia pendidikan semakin hari semakin kompleks. Tak heran, para akademisi dituntut untuk melakukan transformasi diri secara radikal.
Sebab dunia akademis telah menjadi landasan penciptaan dan penyebaran pengetahuan selama berabad-abad.
Abad ke-21, menurut Maks, menghadirkan tuntutan unik yang memerlukan transformasi radikal. Itu terutama dalam cara akademisi berinteraksi dengan disiplin ilmu, mahasiswa, dan dunia pada umumnya.
Ia menegaskan, transformasi di dunia akademis harus melibatkan komitmen terhadap pembelajaran berkelanjutan, kemampuan beradaptasi, dan keterbukaan terhadap inovasi.
“Akademisi harus dinamis dan berada dalam jalur perspektif interdisipliner, pendekatan pedagogi baru, dan teknologi bari,” terangnya saat menjadi narasumber dalam seminar bagi 752 calon wisudawan sarjana dan ahli madya tahun 2023 di Aula Assumpta Paroki Katedral Ruteng pada Kamis, 9 November 2023.
Dalam pemaparannya pula, Maks menekankan pentingnya dimensi lain dalam diri seorang sarjana dan ahli madya. Dimensi itu yakni kemampuan kolaborasi.
Ia berpandangan bahwa di tengah dunia yang semakin mengglobal, kolaborasi melampaui batas-batas dan disiplin ilmu, menumbuhkan perspektif yang beragam, memperkaya penelitian, dan mengatasi permasalahan yang kompleks dan beragam.
Sementara karakter yang sering diabaikan dalam kerangka akademis tradisional kini menjadi fokus utama di abad ke-21.
“Karakter mencakup perilaku etis, empati, dan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai kemasyarakatan. Karena akademisi tidak hanya mempengaruhi pikiran tetapi juga hati generasi masa depan, karakter mereka memainkan peran penting dalam membentuk masyarakat yang lebih berbelas kasih dan bertanggung jawab secara sosial,” ucapnya.
Diketahui, seminar tersebut bertajuk “Menjadi Sarjana dan Ahli Madya yang Transformatif, Kolaboratif, dan Berkarakter”.
Prof. Yohanes Servatius Lon narasumber lain juga menekankan pentingnya mengembangkan transformasi diri, kolaborasi multiaspek, dan karakter yang kuat sebagai sarjana dan ahli madya di era modern ini.
“Abad 21 menuntut sarjana dan ahlimadya yang transformatif, kolaboratif, dan berkarakter, bukan sekedar ijazah formal,” ujarnya.