Maumere, Ekorantt.com– Namanya Sitti Rahmawati. Ibu berusia 58 tahun ini berasal dari RT 02, RW 02, Dusun Jedawair, Desa Geliting, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka.
Setiap hari Sitti selalu memproduksi permen gula tarik untuk dijual dan diedarkan di beberapa kios kecil yang ada di seputaran Desa Geliting.
Untuk menghasilkan permen gula tarik bukan perkara mudah. Butuh keseriusan dan keuletan, tak lantas seperti membalikkan telapak tangan.
Sitti menjelaskan, sebelum permen gula tarik benar-benar jadi, terlebih dahulu menyiapkan bahan.
Bahan yang disiapkan seperti air kelapa yang bersih satu ember besar, gula pasir dua kilogram, jahe, kacang tanah yang sudah disangrai, kertas minyak bebas warna dan pewarna makanan jika diperlukan.
Sedangkan alat-alat yang digunakan, lanjut Sitti, yakni kompor atau tungku api, kuali besar, batang pisang, pisau dan meja, serta sutil kayu.
Setelah bahan dan alat sudah disiapkan secara baik, langkah selanjutnya adalah memeroses permen gula tarik. Alurnya, tuangkan air kelapa 2000 mililiter yang telah disaring bersih, kemudian campurkan gula pasir dua kilogram, jahe yang sudah ditumbuk kasar ke dalam kuali. Kemudian, tambahkan pewarna merah jika diperlukan. Rebus selama lima jam sampai air kelapanya menyusut hingga mengental.
Jika air kelapa sudah mengental, maka segera campurkan kacang tanah yang telah disangrai halus, kemudian diaduk rata dengan menggunakan sendok kayu sampai warnanya berubah menjadi kecokelatan seperti karamel.
Setelah itu tuangkan ke tempat batang pisang atau dalam bahasa Geliting disebut Muu Kokot yang sudah dilap bersih agar adonannya tidak lengket.
Setelah dingin, adonan disimpan di atas bulatan kayu yang namanya Simpi atau papan meja.
Ketika nanti campurannya sudah mulai mengeras, maka selanjutnya tarik dengan tangan sampai warna adonannya berubah menjadi kuning keemasan.
“Kalau sudah begitu, langsung simpan di atas alas dan potong-potong seperti ukuran jari, lalu dibungkus dengan menggunakan kertas minyak membentuk pita sesuai kreativitas saja,” ungkap Sitti sambil memperagakan cara membuat permen gula tarik, saat ditemui belum lama ini.
Sitti selalu berharap jajanan tradisional khas Geliting yang berasal dari nenek moyang terdahulu ini, dapat dikembangkan generasi anak cucunya. Ini penting agar permen tradisional ini tidak punah.
Menurut dia, produksi permen gula tarik adalah peluang usaha yang mudah dikembangkan. Sebab, bahan-bahan yang dibutuhkan sangat mudah didapatkan sehingga lebih mempermudah untuk menjalankan bisnis ini. Apalagi permen gula tarik banyak diminati banyak orang.
“Modal yang dibutuhkan kurang dari 100 ribu. Dan keuntungan dari usaha memproduksi permen ini alhamdulillah bisa membantu perekonomian keluarga,” terang Sitti.
Usaha ini sudah dikembangkan selama bertahun-tahun karena produksi gula tarik adalah salah satu jajanan zaman dahulu sewaktu Sitti masih kecil.
Sebab itu, ia mengembangkan kembali usaha ini agar tidak punah. Sitti berharap anak cucunya bisa mengembangkan kembali warisan turun temurun olahan permen dari air kelapa.
Theresia (15) peserta didik SMP Negeri Nubarat mengaku sangat suka dengan rasa khas air kelapa yang lezat dan aroma khasnya, yang bagi dia begitu terkenal hingga menjadi ikonik bagi generasi sekarang.
Kemasannya yang unik, kata dia, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Terbungkus dalam gulungan kertas minyak berwarna kuning tentu saja membuat permen gula tarik mudah dikenali di antara jajanan lainnya.
“Baru pertama kali mencoba permen gula tarik ternyata enak. Saya sangat menyukai rasa kualitas permen yang melegit di lidah dan rasa jahenya sangat terasa di tenggorokan,” ujar Theresia yang mengaku sangat menyukai permen legendaris buatan Sitti Rahmawati.
Ia mengatakan, permen gula tarik buatan Sitti Rahmawati benar-benar enak dan menjadi favorit, baik kalangan remaja maupun masyarakat lainnya.
Masyarakat Susun Jedawair, misalnya, sangat menyukai permen ini karena punya kekhasan tersendiri.
Itu sebabnya, warga selalu berpesan sebagai oleh-oleh atau buah tangan untuk kerabat dari luar kota maupun luar daerah.
Eldis, salah seorang guru SMP Negeri Nubarat juga menyampaikan hal serupa. Ia mengaku baru pertama kali mencicipi permen gula tarik buatan Sitti Rahmawati, namun langsung mengakui kualitas rasa permennya yang benar-benar enak di lidah.
Rasa air kelapa dipadu jahe dan taburan kacang tanah terasa nikmat dikunyah untuk dijadikan sebagai cemilan.
Edis mengatakan, permen gula tarik ini benar-benar permen yang menggugah selera. Itu karena bahan yang digunakan benar-benar alami tanpa pengawet apapun.
Apalagi bahan dasar air kelapa yang kemudian disulap menjadi permen aman untuk dikonsumsi setiap hari.
“Permen ini menggugah selera tanpa pengawet karena menggunakan air kelapa. Enak di lidah dan lancar di tenggorokan,” puji Eldis.
Jurnalis Warga:
Sitti Amina, Mahasiswi Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadyah Maumere