Liska Julianty Kassan,  Guru dari  Kabupaten Berau, Mencari Kebahagian di Luar Kelas

Berau, Ekorantt.com –  Liska Julianty Kassan, seorang guru pada Sekolah Dasar Negeri 004 Sambaliung, Kelurahan Sambaliung, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kaalimantan Timur, mengaku masih merasa kurang dalam pelayanannya bila hanya berdiri di depan siswanya di sekolah.

Mengisi waktu luang di luar jam mengajarnya, Liska begitu dia biasa disapa, berusaha keras mengunjungi kerabat dan kenalannya untuk mengajak mereka  memanfaatkan kehadiran Kopdit Pintu Airmenemui di bumi yang dikenal dengan negeri seribu sungai kalimantan itu.

Dengan dukungan penuh Maximilianus Hengky Da Cunha suaminya, Liska mulai keluar-masuk kampung, dari rumah ke rumah secara perlahan menceritakan pengalaman baiknya menjadi anggota koperasi Pintu Air.

Ia sadar betul, hanya melalui koperasi seseorang dapat keluar dari tekanan ekonomi rumah tangganya, asal saja dia tekun bekerja dan menabung secara teratur.

Berkat kerja kerasnya, hingga saat ini ibu berusian 41 tahun yang telah mempunyai empat orang anak itu sukses merekrut 148 orang di Kelurahan Sambaliung dan sekitarnya untuk menjadi anggota Kopdit Pintu Air.

Ia merasa sangat bahagia ketika empat orang anggota yang direkrutnya yang semula tinggal di kontrakan, sekarang boleh tinggal di rumah di atas tanah milik sendiri.

“Adalah sebuah kebahagian besar yang saya rasakan ketika orang-orang yang saya ajak masuk menjadi anggota Pintu Air itu menjadi orang sukses. Sebelumnya mereka tinggal di kos-kosan, berkat mereka masuk menjadi anggota Pintu Air dan menabung secara teratur sekarang mereka sudah senang karena mereka tinggal di rumah sendiri,” ujar Liska.

Sukacita lain yang dirasakan Liska adalah ketika dirinya hadir pada saat salah sorang anggota dari Titik Kumpul Sambaliung meninggal dunia.

Liska hadir mewakili Kopdit Pintu Air untuk menyerahkan dana solidaritas dukacita (Solduta).

Anggota yang meninggal itu, kata dia, adalah seorang janda yang suaminya sudah lima tahun berlalu meninggal di Malaysia.

Janda Anastasia meninggalkan tiga orang anak yang masih beranjak remaja dan belum mempunyai pekerjaan tetap untuk menopang hari hidup selanjutnya. Bahkan untuk membeli sebuah peti jenazah untuk Almarhumah ibunya-pun susah.

Betapa senangnya ketiga anak almarhumah ketika Liska menyerakan uang sejumlah 5.500.000 rupiah sebagai dana Solduta dari Kopdit Pintu Air. Akhirnya  biaya pengadaan peti jenazah dan pemakaman teratasi.

“Orang-orang yang hadir saat itu kaget dan heran, melihat putri bungsu almarhumah, Maria Sonya Buka yang duduk di kelas 3 SMA Negeri 12 Barau terima uang sejumlah itu,” jelas Liska sembari manambahkan kalau mereka seolah tidak percaya.

Dikira Dapat Arisan dari PDAM

Kisah awal mula yang telah mendorong Liska masuk menjadi anggota Pintu Air memang cukup haru.

Diceritakan bahwa sebelumnya Liska hadir pada momen duka atas meninggalnya ibu mertuanya di Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, NTT.

“Saat itu ada penyerahan dana duka, katanya dari Pintu Air. Saya kira itu berupa dana arisan dari Pintu Air PDAM itu,” tutur Liska.

Ternyata setelah ditelusuri lebih jauh dana itu berasal dari Kopdit Pintu Air yang berpusat di Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka.

Dan sejak saat itu Liska langsung mendaftarkan diri menjadi anggota Pintu Air dari Kantor Cabang Maumere sejak tahun 2021.

Liska merasa sangat senang, karena meski dia jauh di Kalimantan namun dapat menjalankan kewajiban sebagai anggota melalui sistem transfer.

Dan, yang membuat anggota senang adalah bagaimana Pintu Air terus menanam motivasi menabung dalam diri anggotanya.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img