Ruteng, Ekorantt.com – Kedutaan Besar Polandia ikut membantu lewat program Polish Aid untuk mengatasi stunting di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Kedubes Polandia bersama Yayasan Ayo Indonesia sudah melaksanakan program Polish Aid di Manggarai sejak tahun 2018 lalu.
Tahun 2023 juga melalui program penanganan dan pencegahan stunting, kedua lembaga ini kembali hadir di Kabupaten Manggarai.
Salah satu langkah konkret kerja sama pada tahun 2023, Polish Aid melalui program gizi berketahanan iklim menyasar kepada petani melalui pengembangan sorgum di Kecamatan Satarmese.
Diplomat Ekonomi dan Politik Kedubes Polandia Karolina Lonescu menjelaskan, Polish Aid merupakan program pembangunan dari Pemerintah Polandia untuk mengatasi isu tertentu di negara-negara mitra seperti Indonesia.
Polish Aid sendiri sudah berkolaborasi dengan lembaga mitra seperti Ayo Indonesia di Flores sejak tahun 2018. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk ikut mengambil bagian dalam upaya pencegahan stunting.
“Kedutaan Polandia menggandeng mitra seperti Ayo Indonesia dalam menyusun, serta menjalankan program karena organisasi mitra yang lebih mengerti permasalahan di lapangan,” ujar Karolina kepada wartawan saat menghadiri penanaman sorgum di atas lahan setengah hektare milik petani di Satar Loung, Desa Langgo, Kecamatan Satarmese pada Sabtu, 01 Desember 2023.
Ia berharap agar pangan lokal seperti sorgum dapat membantu masyarakat setempat dalam mengatasi masalah stunting.
Diketahui, saat mengunjungi Kecamatan Satarmese Karolina mengikuti beberapa kegiatan seperti pembagian benih sorgum kepada perwakilan petani, pemerintah desa dalam Kawasan intervensi, tokoh muda dan tenaga kependidikan di Kantor Desa Tal.
Tidak hanya itu, pada kesempatan yang sama ia juga menyerahkan bantuan susu kedelai dan beras sorgum kepada orangtua anak stunting.
Kedatangan Karoline bersama dua orang staf Kedubes Polandia diterima secara adat Manggarai oleh tokoh-tokoh adat setempat.
Karoline Lonescu datang didampingi suaminya Ecelino Lonescu yang juga adalah staf Kedubes Polandia, serta Lukas Tambunan.
Penguatan Kapasitas Kader Posyandu
Terpisah, Pimpinan Ayo Indonesia Tarsisius Hurmali menjelaskan, masih seputar agenda pencegahan stunting, Kedubes Polandia menggandeng Ayo Indonesia juga melaksanakan program penguatan kapasitas para kader posyandu dalam wilayah layanan Puskesmas Timung, Kecamatan Wae Ri’i.
Tahun 2018, kata dia, Polish Aid mendorong dan melatih kader posyandu untuk bisa mengidentifikasi pangan lokal bernutrisi tinggi untuk ibu hamil dan balita.
Kemudian tahun 2019, Pemerintahan Polandia melalui Kedubes Polandia di Jakarta ikut membantu dalam memerangi stunting di Manggarai, khususnya di Puskesmas Bea Mese, Kecamatan Cibal.
Lalu pada tahun 2023, Kedubes Polandia kembali membantu masyarakat Manggarai dengan mempromosikan sorgum.
“Tetapi di dalamnya masih ada kegiatan ikut memerangi stunting,” imbuh Tarsi.
Menurutnya, Polish Aid dan Ayo Indonesia sedang menangani 62 orang anak penderita stunting yang diberi bantuan selama 6 bulan berupa satu paket susu kedelai dan beras sorgum setiap bulan.
“Di tujuh desa di Satarmese dan Satarmese Barat dan enam desa di Kecamatan Wae Rii dan Kecamatan Ruteng. Jadi jumlah seluruhnya 62 anak mendapat paket susu kedelai dan beras sorgum,” lanjut Tarsi.
Koordinator Kesehatan dan Perubahan Iklim Ayo Indonesia, Eni Setyowati menjelaskan alasan Polish Aid dan Ayo Indonesia berfokus pada susu kedelai dan sorgum ketika berbicara tentang stunting.
“Tentu bapak ibu bertanya kenapa untuk anak stunting susu kedelai dan sorgum kenapa tidak dikasih susu bubuk yang dibeli dari toko atau telur dan beras, dan lain-lain seperti pemberian makanan tambahan (PMT),” katanya.
Pertama, kata Eni, Ayo Indonesia mendorong kemandirian keluarga. Kedua, Ayo Indonesia menemukan fakta bahwa konsumsi susu kedali dan sorgum dua sampai tiga kali sehari, maka anak stunting cepat normal.