PPL Harus Menjadi Corong Informasi Cuaca dan Perubahan Iklim

Ruteng, Ekorantt.com – Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ayo Indonesia Tarsisius Hurmali mengharapkan agar Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) harus menjadi corong informasi cuaca dan perubahan iklim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

Selama ini, kata Tarsi, kelemahannya adalah meski PPL mendapatkan informasi dari BMKG namun cukup susah untuk memanfaatkannya demi meningkatkan produktivitas pertanian.

“Kelemahan itu kita mau coba jembatani dengan kerja sama dengan Dinas Pertanian di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur,” tandas dia saat kegiatan Sekolah Lapang Iklim di Aula Efata Ruteng, Rabu, 6 Desember 2023.

Sekolah Lapang Iklim tersebut dilakukan mengingat produktivitas pertanian dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Kata dia, salah satunya disebabkan karena perubahan iklim.

Pemerintah yang mendampingi petani belum memiliki akses penuh tentang perubahan iklim. Itu terutama terkait informasi dari lembaga pemerintah yang resmi.

Sebab itu, Yayasan Ayo Indonesia di bawah program VICRA, VCA koalisi pangan baik, Yayasan Kehati Jakarta menggelar kegiatan Sekolah Lapang Iklim.

Kegiatan yang dijalankan pada 5 dan 6 Desember 2023 itu bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manggarai, Dinas Pertanian Manggarai Timur, BMKG Provinsi NTT, Stasiun Metereologi dan Geofisika Frans Sales Lega Ruteng.

Sekolah Lapang Iklim dianggap penting untuk memudahkan PPL mendapat informasi dari BMKG terkait prakiraan cuaca dan perubahan iklim.

“Tujuan dari pelatihan ini adalah agar informasi yang dikumpulkan dan dihasilkan BMKG ini sampai ke petani dan pendamping-pendamping petani,” kata Tarsi.

Pelatihan ini juga, lanjut dia, merupakan bagian dari strategi memperkuat petani dan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Teknologi sekarang memudahkan untuk memprediksi cuaca,” ujarnya.

Senada, Senior Climate Forecaster Stasiun Klimatologi Kelas II Provinsi Nusa Tenggara Timur Hamdan Nurdin menjelaskan, target utama dari kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas dari PPL.

Hal ini penting agar PPL memahami informasi yang dikeluarkan BMKG tentang informasi iklim.

Selain itu, melatih mendesain kalender tanam supaya dijadikan patokan para petani untuk tanam apa pada periode sekarang dan berikutnya.

“Itu yang menjadi gol utama dari kegiatan ini,” tuturnya.

Sejauh pengamatan Hamdan, masalah yang terjadi selama ini adalah kurang adanya ketersambungan informasi yang dikeluarkan BMKG. Informasi selama ini hanya dikeluarkan saja tanpa ada timbal balik  dari bawah akar rumput atau grassroot, terutama para petani.

“Itu yang bisa mereka terjemahkan kepada para petani yang ada di lapangan,” tutupnya.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA