Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, 1.185 Warga Desa Boru Terpaksa Mengungsi

Larantuka, Ekorantt.com– Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa berdasarkan hasil kaji cepat sementara per 1 Januari 2024, sebanyak 1.185 warga Desa Boru, Kecamatan Wilanggitang, Kabupaten Flores Timur terpaksa mengungsi akibat erupsi Gunung Laki-laki.

Warga yang mengungsi terdiri dari 554 laki-laki dan 611 perempuan. Mereka telah mengungsi ke beberapa titik, mulai dari rumah kerabat, posko pengungsian hingga tenda mandiri yang ada di kebun warga.

Adapun di wilayah Desa Konga, ada sebanyak 328 warga yang terdiri dari 224 dewasa, 79 anak dan 25 balita mengungsi setelah terdampak erupsi.

Jika ditotal, ada sebanyak lima desa di Kecamatan Wulanggitang dan dua desa di Kecamatan Ile Bura yang terdampak erupsi.

Dua kecamatan tersebut berdekatan dengan puncak kawah. Hujan abu vulkanik masih sering terjadi di dua wilayah kecamatan tersebut jika terjadi erupsi, tergantung arah mata angin.

Dengan masifnya pengungsian mandiri oleh warga, BPBD Kabupaten Flores Timur bersama tim gabungan membantu mengarahkan pengungsi untuk menempati tenda terpusat untuk memudahkan monitoring dan penangannya.

Di samping itu, Tim Tagana dari Dinas Sosial juga mendirkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan permakanan bagi pengungsi maupun tim yang bertugas.

“Kemarin tim sudah mendirikan tenda. Aparat masih berupaya mengarahkan pengungsi untuk menempati tenda pengungsi yang dibangun untuk mempermudah penanganannya,” jelas Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Flores Timur Avu Hallan, Selasa, 2 Januari 2023, dikutip dari rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Adapun kondisi mutakhir, abu dan debu vulkanik masih terlihat jelas dan menyebar ke berbagai titik, termasuk di tenda pengungsian warga.

BPBD Kabupaten Flores Timur, kata Avu, terus mengimbau masyarakat agar tetap menggunakan masker jika beraktivitas di luar demi mencegah penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

BPBD Kabupaten Flores juga melakukan antisipasi dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat peningkatan curah hujan tinggi di musim penghujan seperti banjir bandang, tanah longsor, banjir lahar dingin, banjir rob dan sebagainya.

Terkait kebutuhan mendesak, menurut Avu, barang yang paling dibutuhkan berupa masker, tenda keluarga dan logistik serta peralatan launnya.

Avu menambahkan, sebagai langkah antisipasi dan penanganan dampak erupsi, BPBD Kabupaten Flores Timur bergerak cepat turun ke lapangan untuk monitoring, kaji cepat, mendirikan tenda pengungsi, menyerahkan logistik maupun pembagian masker dan selimut kepada masyarakat termasuk membersihkan jalan dari sebaran abu vulkanik menggunakan mobil tangki air.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, Gunung Lewotobi Lak-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulknik.

Hasil evaluasi yang dilakukan PVMBG per 1 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024, terpantau asap kawah utama berwarna putih, kelabu dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 100-800 meter dari puncak.

Pascaerupsi pada 23 Desember 2023 terpantau adanya rekahan di sebelah barat laut puncak sepanjang 160 meter dan mengeluarkan asap putih tebal tinggi 300 meter.

Abdul mengatakan, pada 1 Januari 2024 terpantau adanya pusat erupsi baru yang berasal dari rekahan di sebelah tenggara-selatan puncak Gunung Lewotobi Lak-laki.

“Pada hari itu terjadi letusan dengan tinggi 1.000-1.500 meter dari puncak. Kolom abu letusan berwarna putih, kelabu hingga hitam,” jelas Abdul.

Dari pengamatan instrumental, telah terjadi lima kali gempa letusan/erupsi, 44 kali gempa hembusan, tiga kali harmonik, satu kali gempa tremor non-harmonik, tujuh kali gempa tornillo, 20 kali gempa vulkanik dangkal, 113 kali gempa vulkanik dalam, 42 kali gempa tektonik lokal, 79 kali gempa tektonik jauh dan gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimal 2-5.1 mm dominan 3.7 mm.

Pada 1 Januari 2024 pukul 00.03 Wita terjadi peningkatan gempa tremor menerus dengan amplitudo mencapai tujuh milimeter.

“Atas dasar itu, PVMBG kemudian menaikkan status gunung menjadi level III atau ‘siaga’ dengan rekomendasi masyarakat dilarang melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi,” jelas Abdul.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA