Larantuka, Ekorantt.com – Bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sudah naik dari level III atau waspada ke level IV atau awas.
Hal tersebut berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak Selasa, 9 Januari 2024, pukul 23.00 Wita.
Menyikapi hal ini, tim personel gabungan Polda NTT melakukan patroli sekaligus evakuasi terhadap warga di Klatanlo dan Wolorona, Kecamatan Wulanggitang pada Rabu, 10 Januari 2024, dini hari pukul 03.00 Wita.
Personel gabungan terdiri dari Polres Flotim dan BKO Polda NTT yakni Satuan Brimob, Satpolairud, Ditsamapta, Bid TIK, dan Biddokes.
Patroli dan evakuasi dipimpin langsung oleh Kapolsek Wulanggitang I Nyoman Karwadi bersama Kasat Samapta Iptu Friets Y. Letik dan Danki Samapta Polda NTT, serta anggota lainnya.
Menurut I Nyoman, naiknya status Gunung Lewotobi Laki-laki ke level awas harus membuat masyarakat setempat lebih waspada.
“Polisi melaksanakan patroli serta evakuasi warga yang masih berada di rumah. Kita imbau dan lakukan evakuasi terhadap warga yang masih tinggal di rumah dan selalu waspada,” jelas Kapolsek I Nyoman.
Diketahui, patroli dialogis personel gabungan Polda NTT di sekitar Boru selesai pada Rabu, 10 Januari 2024 pukul 04.40 Wita.
I Nyoman mengatakan, upaya ini dilakukan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat, serta memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Sebelumnya dilaporkan, jumlah pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terus bertambah. Tim Relawan Kaji Cepat PMI Flores Timur dan Sikka mencatat, hingga Selasa, 2 Januari 2024, pukul 22.00 Wita jumlah pengungsi khususnya di wilayah Kecamatan Wulanggitang mencapai 2.254 orang.
Para pengungsi ini menyebar di sejumlah posko. Kantor Camat Wulanggitang 544 orang, Sekolah Dasar (SD) Katolik Kemiri 134 orang, Credit Union Remaja Hokeng 46 orang, Koramil Boru 23 orang, dan SMP Negeri Wulanggitang 61 orang.
“Ada juga yang mengungsi ke rumah warga, di Desa Boru ada 393 orang, Desa Boru Kedang 274 orang, Desa Pululera 193 orang dan Desa Hewa 455 jiwa,” ujar Ketua Tim Relawan Kaji Cepat, Yosep Arnold Lado dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 Januari 2024.
Berdasarkan data pilah sementara jumlah pengungsi ibu hamil sebanyak 20 orang dan bayi balita 17 orang.
Sementara kelompok rentan khusus lanjut usia dan disabilitas sedang dalam pendataan.
Arnold mengungkapkan tidak ada korban meninggal, luka-luka, dan hilang.
Namun beberapa pengungsi mengalami masalah kesehatan, seperti ISPA dan iritasi mata akibat semburan debu vulkanik.