Kupang, Ekorantt.com – Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake meminta bupati dan wali kota di Provinsi NTT untuk menggunakan Aspal Buton, salah satu produk dalam negeri.
Ayodhia juga secara khusus meminta kepada Kepala Dinas PUPR Provinsi NTT agar secepatnya menyiapkan rapat kerja pada Februari 2024 mendatang.
Rapat ini nantinya untuk membangun komunikasi dan koordinasi dengan seluruh perangkat daerah terkait terutama Dinas PUPR kabupaten dan kota se-Provinsi NTT agar dapat memaparkan program-program kerja mereka.
Dinas PUPR wajib menyampaikan lokasi prioritas untuk penggunaan Aspal Buton, terutama dalam membangun jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan kota, sesuai dengan kondisi Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 yang akan diterima oleh Provinsi NTT dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
“Yang terpenting, kita harus bisa memelihara apa yang telah dibangun oleh pemerintah dan saya minta khusus kepada para kepala daerah se-Provinsi NTT harus berperan aktif menjaga dan memperhatikan apa yang sudah dibangun oleh pemerintah sesuai dengan arahan Bapak Presiden RI untuk kepentingan masyarakat,” ujar Ayodhia saat menerima kunjungan Ketua Asosiasi Pengembang Aspal Buton Indonesia (Aspabi) Dwi Puryanto bersama Direktur Kelembagaan Kementerian PUPR Nikodemus Daud di Ruang Kerja Gubernur NTT pada Jumat, 19 Januari 2024.
Sementara itu, Ketua Aspabi Dwi Putranto menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat dan Pemprov NTT atas regulasi yang memuat penggunaan Aspal Buton pada proyek-proyek pembangunan pemerintah daerah.
Putranto menjelaskan, penggunaan Aspal Buton merujuk pada Perpres Nomor 15 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2023.
Dalam Perpres disebutkan mengenai kewajiban penggunaan Aspal Buton untuk pembangunan dan preservasi jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan kota dengan menggunakan DAK.
Hal ini juga sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk sebanyak-banyaknya menggunakan produk dalam negeri guna peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Maka bersama ini kami selaku Asosiasi Pengembang Aspal Buton Indonesia yang mewadahi seluruh pelaku industri Aspal Buton berkomitmen untuk terus memberdayakan produk dalam negeri asli Indonesia, yaitu Aspal Buton untuk menggantikan aspal impor yang menguasai 70 persen pasar aspal di Indonesia,” terang Putranto.
Ia pun berjanji akan melakukan sosialisasi langsung ke dinas-dinas kabupaten dan kota agar implementasi program kerja yang telah direncanakan lebih efektif dan efisien.
“Sosialisasi teknologi dan rantai pasok Aspal Buton ini sangat berguna dalam memenuhi kebutuhan Aspal Buton untuk pembangunan dan preservasi jalan di Provinsi Nusa Tenggara Timur,” tandas Putranto.