Maumere, Ekorantt.com – Ketua Pengurus Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano memotivasi tim manajemen dan komite cabang agar tidak takut menghadapi risiko dalam memasarkan produk layanan kepada anggota.
Setiap upaya pelayanan kepada anggota memiliki risikonya tersendiri. Namun tidak perlu khawatir dan “jangan selalu memandang dari sudut sulit.”
Jano menyampaikan hal ini dalam rapat evaluasi semester I dan II Tahun Buku 2023 di aula Sumur Yakob, Kantor Pusat Kopdit Pintu Air pada Selasa, 23 Januari 2024.
Jano membandingkan perkembangan Kopdit Pintu Air dengan cerita tentang pembangunan Candi Borobudur.
Candi Borobudur, kata Jano, dibangun pada zaman dulu dan saat teknologi tak secanggih saat ini. Namun hasilnya di luar dugaan, sebuah bangunan yang sangat luar biasa bahkan dikagumi dunia.
Pesan di balik itu, bahwa gotong royong mampu melahirkan karya dan hasil yang luar biasa.
“Ketika bicara tentang koperasi, sesungguhnya tidak ada hal yang sulit, yang menjadi sulit itu karena kita selalu melihat dari sudut sulitnya dan enggan melihat dari sudut gampang dan bisa,” kata Jano.
“Kalau saya tidak ada tantangan, karena setiap rezeki selalu ada risiko. Keduanya ibarat dua sisi mata uang. Tidak ada rezeki diperoleh tanpa menghadapi tantangan dan risiko,” ujar Jano.
Ia menambahkan, semua komponen harus merancang strategi yang selaras zaman agar Kopdit Pintu Air tetap eksis ke depan. Coba bayangkan bagaimana Kopdit Pintu Air tumbuh menjadi besar seperti sekarang kalau tidak lahir dari cara pandang positif ke-50 orang anggota perintis.
“Oleh karena itu kita diajak supaya senantiasa memandang sesuatu dari sudut pandang positif,” tandasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kekompakan tim. Tidak ada yang merasa lebih penting dari yang lain. Tidak boleh ada super man. Yang senantiasa didorong adalah super tim.
“Kita harus fokus pada tujuan utama lembaga mengantar anggota menjadi orang-orang sukses melalui bisnis usaha simpan pinjam. Tidak perlu terpengaruh dengan hal-hal di luar yang menurunkan motivasi kerja kita,” pesannya.
Di sisi lain, Ketua Pengawas Barnabas Hening meminta para manajer dan komite cabang supaya selalu memitigasi risiko yang bakal terjadi. Terutama pada dana-dana yang dihimpun, dana yang disalurkan, dan dana sosial lainnya agar tidak menjadi beban bagi lembaga.
Hal lain yang disoroti adalah kredit lalai. Manajer dan komite mesti mencari jalan keluar dalam menyelesaikan kredit lalai para anggota peminjam.
“Dan selalu menjadikan diri sebagai jembatan untuk mengantar anggota menuju kesejahteraan seturut misi credit union menyadarkan mereka melalui gemar menyimpan, meminjam, dan mengangsur secara teratur,” pungkasnya.