Maumere, Ekorantt.com – Pembangunan tempat ibadah umat Budha Vihara Dhamma Manggala mulai dikerjakan. Pembangunan Vihara ini ditandai dengan ritual peletakan batu pertama, Rabu, 28 Februari 2024.
Berlokasi di Jalan Wairklau, tepatnya di belakang kantor BPJS Kesehatan Maumere, Kelurahan Kota Uneng, kecamatan Alok, Vihara Dhamma Manggala menjadi tempat ibadah pertama bagi penganut agama Buddha di Flores.
Ketua Yayasan Dhamma Manggala Maumere, Putu Sumadi mengatakan, pembangunan Vihara ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama untuk tempat ibadah, sedangkan lantai dua untuk lembaga pendidikan non formal berupa sekolah Minggu untuk memberikan pembelajaran pendidikan agama Budha.
Pembangunan Vihara tersebut, kata Putu, membutuhkan biaya sebesar Rp2,5 miliar.
“Kami dapat bantuan dari pemerintah melalui Direktorat Pembimbingan Masyarakat (Pembimnas) Budha Kementerian Agama Provinsi NTT sebesar Rp500 juta. Ada juga bantuan dari para donatur,” kata Putu sembari menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah dan semua pihak atas terlaksananya pembangunan Vihara.
Perwakilan Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi NTT Binmas Budha, Artadi Wijaya mencatat 499 jiwa penganut agama Budha yang tersebar di tiga pulau di NTT yaitu Sumba, Timor, dan Flores.
“Di Flores tersebar di empat kabupaten, yakni Kabupaten Manggarai Barat, kabupaten Manggarai, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Sikka. Untuk Provinsi NTT sudah dibangun empat Vihara dan dua Cetia,” ujarnya.
Tiga Vihara sudah terdaftar di direktorat kementerian, sementara sisanya masih dalam proses.
“Tiga Vihara yang sudah terdaftar di Direktorat Kementerian Agama adalah vihara Pancaran Dhamma di bawah majelis pimpinan Romo Stevanus Lengkong, Vihara Dhamma Manggala di bawah Majelis Magha Budhi, dan Vihara Pubara Tana di kupang,” sebutnya.
Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera dalam sambutannya mengatakan, pemerintah mendukung pembangunan Vihara walaupun dengan kemampuan dan keterbatasan sumber dana yang ada.
“Pemerintah akan terus mendukung proses pembangunan tempat ibadah dan berharap tempat ibadah dapat bermanfaat bagi umat Budha di Maumere,” ujarnya.
Lahan pembangunan Vihara itu, kata dia, adalah aset pemerintah daerah yang telah dihibahkan kepada Yayasan Dhamma Manggala meskipun melewati proses yang cukup panjang.
“Syukur atas niat yang baik akhirnya pembangunan tempat ibadah ini dapat terlaksana hari ini,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga keberagaman agama di Kabupaten Sikka.
Junjung Toleransi
Ketua umum Sanghanayaka Sangha Teravada Indonesia, Yang Mulia Sri Subhapanno Mahathera mengatakan, pembangunan Vihara menjadi perwujudan kota Maumere sebagai kota yang menjunjung toleran antarumat beragama.
Ia memotivasi umat Budha di Sikka agar pembangunan Vihara cepat diselesaikan.
“Mari bersama-sama membangun tempat ibadah ini sebagai sarana puja bhakti, sebagai tempat pelatih meditasi dan pengembangan kebajikan,” ungkapnya.
Hadir pada acara peletakan batu pertama, Penjabat Bupati Sikka Adrianus Firminus Parera, Ketua Umum Sanghanayaka Sangga Teravada Indonesia Yang Mulia Sri Subhapano Mahatera, para pimpinan Vihara, Ketua Yayasan Vihara Dhamma Manggala Maumere Putu Sumadi, dan sejumlah tamu undangan lainnya.