Ruteng, Ekorantt.com– Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ayo Indonesia mengajak petani dan semua pihak di Manggarai untuk mendatangi atau mencari informasi cuaca dari sumber resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelum menanam. Informasi ini dinilai sangat penting agar tidak terjadi gagal tanam.
Direktur LSM Ayo Indonesia Tarsisius Hurmali mengatakan, teknologi prediksi cuaca yang dikeluarkan BMKG sudah lebih bagus.
Sebab itu, ia mengajak agar memakai informasi tersebut dalam mengambil keputusan.
Tarsisius juga menekankan pentingnya pertimbangan pola cuaca atau perubahan iklim setiap kali melakukan perencanaan pembangunan.
“Supaya paling dasarnya, jangan gagal karena perubahan iklim. Karena sebetulnya perubahan iklim sudah diprediksi,” ujar dia saat melaksanakan rapat koordinasi kelompok kerja pembangunan berketahanan iklim (PBI) Kabupaten Manggarai di Aula Kantor Bappelitbangda Kabupaten Manggarai, Rabu, 13 Maret 2024.
Menurutnya, ketika ada pihak yang membuat proyek, lalu proyek tersebut gagal karena cuacanya tiba-tiba berubah maka orang itu mesti bertanggung jawab.
Orang tersebut dinilainya minim mendapatkan informasi yang sudah diprediksi BMKG. Ia juga mengklaim orang itu tidak bisa memanfaatkan dengan baik informasi-informasi perubahan iklim.
Contohnya, kata dia, ada proyek kacang kedelai yang dalam perencanaannya tidak mempertimbangkan pola cuaca atau perubahan iklim. Repotnya lagi, ketika gagal panen, maka yang disalahkan adalah cuaca. Argumentasi itu tidak bisa diterima, kata Tarsianus.
“Kalau itu gagal karena cuaca, maka pertanyaan dari seorang pemeriksa, pemimpin ataupun masyarakat adalah adakah dalam perencanaan kamu ikut melibatkan informasi-informasi tentang perubahan iklim yang disediakan lembaga pemerintah namanya BMKG,” ujar Tarsisius.
“Sehingga penting melakukan konsultasi proyeknya dilaksanakan kapan sesuai dengan iklim yang ada, lalu mitigasinya seperti apa,” imbuh dia.
Kini, kata dia, Manggarai sudah mulai serius dengan pembahasan isu perubahan iklim, yang salah satunya adalah pembentukan kelompok kerja yang khusus memberi perhatian terhadap isu perubahan iklim. Dan, semuanya melibatkan semua instansi pemerintah dan instansi vertikal.
Senada, Kepala Bappelitbangda Kabupaten Manggarai Hila Jonta juga mengaku di Kabupaten Manggarai sudah membentuk tim kelompok kerja untuk menangani perubahan iklim.
Dikatakannya, kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan, terutama dalam mendukung tercapainya pengurangan emisi gas rumah kaca dan ketahanan iklim di Manggarai.
“Pemerintah daerah sangat berperan dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan peningkatan ketahanan iklim,” kata Hilarius.
Sehingga dengan kegiatan ini dapat menjadi wadah saling berbagai untuk selalu meng-update kemajuan serta pencapaian pelaksanaan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
“Diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi pemerintah daerah, khususnya di Manggarai untuk maju dan bertumbuh bersama dalam pengendalian perubahan iklim,” pungkasnya.