Lewoleba, Ekorantt.com – Tanaman warga Desa Tapobali, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, terancam gagal Panen akibat curah hujan tidak stabil.
Martinus Pati (40) warga Desa Tapobali mengaku curah hujan mulai tidak stabil sejak November 2023 hingga akhir Februari 2024.
Padahal, Tinus sapaan akrabnya, sudah menanam jagung, kacang nasi, labu kuning dan umbi-umbian di kebunnya. Akibat curah hujan tidak stabil, hampir semua tanaman mati.
“Jagung saya tanam hampir tiga sampai empat kali, hanya hujan ini tidak stabil. Kadang satu minggu, dua hari hujan turun, setelah itu tidak hujan lagi bahkan sampai dua sampai tiga minggu,” katanya, Selasa, 19 Maret 2024.
Tinus pun berharap agar Pemerintah Desa Tapobali segera melaporkan kegagalan di sektor pertanian ini ke Pemerintah Daerah Lembata sebagai sebuah musibah akibat perubahan iklim.
Warga lain Fransiskus Gasa (74) menambahkan, dirinya mendapatkan jatah air bersih rata-rata dua kali bahkan satu kali saja dalam seminggu. Akibat kekurangan pasokan air tentu saja tidak mencukupi kebutuhan bagi keluarga yang tempat penampungannya kecil.
“Bagi saya kebutuhan air dua kali dalam seminggu tidak cukup sama sekali, karena kebutuhan untuk masak, minum, dan mencuci tidak mencukupi. Saya juga memahami mungkin karena debit air menurun karena akhir-akhir ini hujan tidak terlalu turun,” kata Frans.
Ia mengharapkan pemerintah segera menyikapi hal tersebut. Salah satunya segera melakukan gerakan konservasi mata air sebagai pertobatan ekologi.
Jurnalis Warga: Hendrikus Bua Kilok (Local Champion Koalisi Pangan Baik)