Perempuan Lansia di Matim Menderita Stroke 5 Tahun, Butuh Bantuan Kursi Roda dan Biaya Rumah Sakit

Catatan: bagi yang ingin membantu, silakan menghubungi nomor HP 0813-3923-6494 atau berdonasi lewat nomor rekening; 764401018801530 atas nama Yoseph Jensi, anak dari Katarina Bimul.

Borong, Ekorantt.com – Wajah Katarina Bimul (65) janda asal Nengkal, Desa Rengkam, Kabupaten Manggarai Timur, NTT tampak tegar. Matanya menatap tajam, meski memang masih kaku untuk sekadar melempar senyum.

Bajunya mulai usang, dibalut kain sederhana. Kepalanya ditutupi topi kupluk yang hampir kusam.

Wanita lansia itu mengalami stroke sejak lima tahun silam. Ia juga mengidap gula kering.

Saban hari, Mama Rina sapaan akrabnya, hanya menghabiskan waktunya di atas tikar yang terlihat kumuh dan lusuh dengan ranjang seadanya yang terbuat dari konstruksi bambu.

“Sakitnya mama sejak 2019,” cerita Nanik Sugianti, anak mantu dari Mama Rina kepada Ekora NTT di kediamannya, Selasa, 2 April 2024.

Untuk buang air besar dan kecil, Mama Rina harus digotong. Sesekali terpaksa merangkak jika orang rumah ke kebun.

Sejak awal, keluarga berniat membawa Mama Rina ke rumah sakit untuk dirawat. Namun, apa daya semuanya terhalangi dengan kebutuhan ekonomi keluarga yang tak berkecukupan. Apalagi, Mama Rina sendiri tak punya kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Perempuan Lansia di Matim Menderita Stroke 5 Tahun, Butuh Bantuan Kursi Roda dan Biaya Rumah Sakit1
Kondisi rumah Katarina Bimul (65) seorang janda asal Nengkal, Desa Rengkam, Kabupaten Manggarai Timur, NTT. (Foto: Adeputra Moses/Ekora NTT)

“Paling selama ini ada petugas yang datang suntik. Dia tidak pernah dapat pengobatan,” ucapnya.

Sebelum mengalami stroke, Mama Rina adalah tulang punggung keluarga, sebab suaminya sudah meninggal tahun 2011 lalu.

Sebagai seorang petani, dulu dia bekerja sebagai buruh harian di kebun warga untuk menafkahi dirinya.

“Dulunya bekerja di kebun warga sebagai buruh harian,” kisah Nanik.

Wanita kelahiran 1965 itu menginginkan kondisinya seperti sediakala; bekerja dan beraktivitas lainnya. Namun, apa daya, kondisi kesehatannya menjadi hambatan terbesar bagi dia.

“Sekarang tidak menghasilkan apa-apa lagi. Kami hanya pasrah,” kata Nanik.

Tinggal di Rumah Sederhana

Kediaman ibu dari empat anak itu sangat sederhana. Rumahnya tersebut berukuran sekitar 3×5 meter persegi, terbuat dari anyaman bambu, berlantaikan tanah, dan seng seadanya.

Mama Rina tinggal dengan seorang anak laki-lakinya. Kadang kala ia tinggal sendiri di rumah.

“Pokoknya selama sakit ini sengsara sekali,” ujar Nanik.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, lanjut dia, Mama Rina sangat kesulitan, terutama untuk membeli beras.  Sebab, ia tak memiliki sawah, hanya memiliki sebidang kebun kopi yang panennya sekali dalam setahun.

Mama Rina dan keluarganya hanya mengandalkan kiriman uang dari anaknya yang merantau di Kalimantan.

“Kami sangat membutuhkan bantuan orang lain,” ujarnya.

Butuh Kursi Roda dan Biaya Perawatan

Adanya kursi roda dan merawat langsung ke rumah sakit menjadi kerinduan besar bagi Mama Rina.

“Dia ingin rawat di rumah sakit,” aku Nanik.

Selama ini, kata dia, Mama Rina ingin melihat langsung situasi di luar rumah. Ia sangat membutuhkan kursi roda untuk bisa duduk.

Nanik bilang, Mama Rina memang pernah didata oleh petugas desa. Kata petugas, dia akan mendapatkan bantuan, meskipun belum jelas bantuan apa yang akan diterima Mama Rina.

“Bantuannya tidak ada sampai sekarang,” katanya.

Nanik pun mengharapkan bantuan pemerintah dan para donatur untuk membantu Mama Rina.

Catatan: bagi yang ingin membantu, silakan menghubungi nomor HP 0813-3923-6494 atau berdonasi lewat nomor rekening; 764401018801530 atas nama Yoseph Jensi, anak dari Katarina Bimul.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA