Mbay, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Nagekeo melarang warganya untuk membawa masuk ternak babi dan produk turunannya, termasuk melarang jual beli ternak babi di pasar hewan untuk sementara waktu.
Larangan itu tertuang dalam instruksi bupati nomor 500.7.2.4/DISNAK-EK-NGK/35/04/2024 tentang upaya pencegahan masuknya virus demam babi afrika atau ASF.
Instruksi Penjabat Bupati Nagekeo Raimundus Nggajo tertuju kepada camat, lurah, dan kepala desa dan memerintah untuk ikut membantu mengawasi keluar masuk ternak babi dan olahannya secara bebas.
“Melakukan penolakan/pelarangan terhadap pemasukan ternak babi, produk babi (segar dan olahan seperti se’i, dendeng, roti babi, daging babi hutan, dan lain-lain) maupun hasil ikutan dari wilayah tertular,” demikian bunyi poin pertama dalam instruksi itu.
Daerah yang sudah tertular ASF sesuai dengan instruksi tersebut ialah Kabupaten Sikka, Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, dan Nagekeo.
Kepala Dinas Peternakan Nagekeo, Klementina Dawo, menerangkan bahwa ada dua wilayah di Nagekeo yang kini sudah terkena dampak ASF yakni Kecamatan Boawae dan Kecamatan Aesesa.
“Ia betul, termasuk kasus ASF wilayah Aeramo dan Boawae,” kata Klementina saat dihubungi pada Sabtu, 6 April 2024 sore.
Ia menyebutkan kasus ASF di Nagekeo berdasarkan hasil investigasi dan laporan masyarakat berjumlah 131. Rinciannya, Desa Aeramo berjumlah 111 kasus, Desa Nangadhero 16 kasus, dan Kecamatan Boawae 4 kasus.
Klementina menyatakan kasus itu terkonfirmasi per 5 April 2024. “Masih menunggu laporan, karena hari ini petugas kita lakukan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) instruksi bupati di Pasar Danga,” katanya.
Ia berharap warga meningkatkan biosecurity dalam usaha beternak babi. Hanya petugas atau peternak babi yang masuk ke kandang dan didesinfeksi.
Peternak juga diharapkan dapat meningkatkan manajemen pemeliharaan babi baik mulai dari pemberian pakan dan vitamin, kebersihan kandang, dan sanitasi.
“Tidak boleh memberikan makanan hasil limbah dan olahan babi ke ternak babi yang masih sehat,” kata Klementina.