Borong, Ekorantt.com – Katarina Bimul (65) janda asal Nengkal, Desa Rengkam, Kabupaten Manggarai Timur, tersenyum ketika Ekora NTT mengunjungi kediamannya pada Senin, 4 April 2024.
Mengenakan sweater hitam, Katarina duduk di sebuah tikar lusuh dan kumuh. Tubuhnya sedikit menghadap jendela rumah.
Ia terharu saat Ekora NTT menyerahkan bantuan kursi roda yang disumbangkan oleh para pembaca media online ini.
Tanpa berlama-lama, dibantu oleh anaknya, Katarina menempati kursi roda tersebut. Raut wajahnya tampak gembira.
Bantuan Kementerian Sosial
Pada Senin, 8 April 2024, Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Sentra Efata Kupang mengunjungi Mama Katarina didampingi Pemerintah Desa Rengkam.
Mereka menyalurkan bantuan berupa sembako, peralatan mandi, dan ternak kepada keluarga Katarina.
Salah satu staf Sentra Kupang, Elias Aldrin Habel mengatakan, pihaknya diperintah Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk membantu Mama Katarina dan anak mantunya.
Bantuan diberikan untuk membantu pemenuhan hidup layak, perawatan diri, dan pemberdayaan ekonomi.
“Semoga dapat membantu Ibu Katarina dalam pemenuhan hidup layak, lalu perawatan dirinya terjaga, dan ternak kambing ini untuk pemberdayaan ekonomi,” ujar Elias.
Bantuan ternak diharapkan bisa membantu ekonomi keluarga di kemudian hari.
Pihaknya berkomitmen untuk membantu warga yang punya masalah sosial. Namun kendalanya adalah jarak dan informasi.
“Teman media sudah sangat membantu memberi informasi itu sehingga kami bisa tindak lanjut,” ucapnya.
Terima Kasih
Sementara itu, Kepala Desa Rengkam Yoseph Ambu menyampaikan terima kasih kepada jurnalis yang telah mengangkat kondisi Mama Katarina di media massa.
Data-data tentang Mama Katarina sudah dimasukkan ke data-data disabilitas, kata Yoseph.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Sosial melalui Sentra Efata Kupang yang sudah merespons secara cepat tentang kondisi Mama Rina yang diangkat melalui pemberitaan media massa.
“Mudah-mudahan dengan bantuan ini dia (Katarina) semakin semangat,” ucapnya.
Untuk Desa Rengkam, saat ini masih tersisa tiga sasaran, yakni satu perempuan dan dua laki-laki. Ketiganya adalah penyandang disabilitas.
“Semoga dari pihak Kementerian Sosial memberikan bantuan yang sama juga terhadap warga lain,” harapnya.
Katarina mengalami stroke sejak lima tahun silam. Ia juga mengidap gula kering. Namun, Dinas Sosial Manggarai Timur sudah mengurus Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
“Sakitnya mama sejak 2019,” cerita Nanik Sugianti, anak mantu dari Mama Rina kepada Ekora NTT di kediamannya, Selasa, 2 April 2024.
Untuk buang air besar dan kecil, Mama Katarina harus digotong. Sesekali terpaksa merangkak jika orang rumah ke kebun.
Sejak awal, keluarga berniat membawa Mama Katarina ke rumah sakit untuk dirawat. Namun, apa daya semuanya terhalangi dengan kebutuhan ekonomi keluarga yang tak berkecukupan.
“Paling selama ini ada petugas yang datang suntik. Dia tidak pernah dapat pengobatan,” ucapnya.
Sebelum mengalami stroke, Mama Katarina adalah tulang punggung keluarga, sebab suaminya sudah meninggal tahun 2011 lalu.
Sebagai seorang petani, dulu dia bekerja sebagai buruh harian di kebun warga untuk menafkahi dirinya.
“Dulunya bekerja di kebun warga sebagai buruh harian,” kisah Nanik.