Ruteng, Ekorantt.com – Bakal calon bupati Manggarai Flori Santosa Nggagur menyoroti upah pekerja di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Flori menilai upah pekerja di Manggarai masih memprihatinkan, sebab sangat rendah.
Ia mengaku pernah bertanya ke salah satu perusahaan swasta di Manggarai, gaji karyawannya hanya Rp600.000 hingga Rp800.000.
“Mereka bawa bekal sendiri dari rumah,” kata Flori ketika mendaftar ke Rumah Partai Amanat Nasional (PAN) Manggarai yang beralamat di La’o-Ruteng, Kecamatan Langke Rembong pada Senin, 30 April 2024.
Padahal, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengumumkan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2024 sebesar Rp2.186.826 atau mengalami kenaikan sebesar 2,96 persen dari UMP tahun 2023 sebesar Rp2.123.994.
Flori menilai, karyawan perusahaan di Manggarai bekerja secara terpaksa, hanya supaya tidak tinggal kosong di rumah kendati penghasilan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Gaji karyawan yang rendah menurut dia, bukan hanya terjadi di satu perusahaan, tetapi juga di perusahaan lain yang berada di Kabupaten Manggarai.
Oleh karena itu, ia ingin melibatkan banyak orang untuk berpikir menciptakan lapangan pekerjaan, terutama menciptakan upah yang layak masyarakat Manggarai.
“Mungkin tidak sampai upah minimum provinsi Rp2.250.000, mungkin secara bertahap. Itu yang membuat perekonomian kita semakin lebih baik termasuk daya beli yang semakin baik,” kata Flori.
Dalam sambutannya pula, Flori menyentil isu kemiskinan dan pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS), ungkap dia, mencatat jumlah penduduk miskin di Kabupaten Manggarai pada 2023 sebanyak 70 ribu jiwa.
Angka ini meningkat dari tahun 2022 yakni 69,68 ribu jiwa. Dua tahun lalu, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Manggarai bahkan mencapai 71,03 ribu jiwa.
“Itu tugas buat kita, mengentaskan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Ketika ia telah mengelilingi 154 titik di Manggarai selama enam bulan belakangan. Di sana, dirinya melihat banyak potensi besar yang membuat penduduk Manggarai mampu keluar dari garis kemiskinan.
“Ada potensi sumber daya alamnya, pertanian, dan peternakan,” jelas pendiri Yayasan Puspita Bangun Bangsa itu, sebuah yayasan yang berfokus pada pengembangan generasi muda di bidang pendidikan di Manggarai Raya.
Ia juga mengurai, dari 70.000 penduduk miskin, sebanyak 34.000 orang pengangguran. Hal ini yang membuat angka kemiskinan di Manggarai masih tinggi, kata Flori.
Flori berpendapat, potensi pengangguran ini akan terus berkembang, terutama pengangguran terdidik.
“Misalkan, Unika Ruteng menghasilkan 750 sarjana setiap tahun. Belum yang lulus dari Surabaya, Malang, Kupang, dan lain sebagainya,” katanya.
Terhadap kondisi itu, menurut dia, pemerintah harus menciptakan lapangan kerja secukupnya bagi masyarakat Manggarai, khususnya anak-anak muda.
Manfaatkan Potensi
Di Manggarai banyak potensi, pertanian, peternakan, dan lain sebagainya. Dan, kunci utamanya adalah ekstensifikasi, jelas Nggagur.
Ekstensinya, kata dia, yakni meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru. Dengan itu, dirinya punya tagline “beda desa, beda potensi, beda program”.
“Kalau saya ke Reok Barat saya bicara kemiri, juga di Cibal. Saya ke Iteng saya bicara sawah di sana,” jelasnya.
Flori bilang, membangun Kabupaten Manggarai tidak harus mengandalkan pendapatan asli daerah (PAD). Sementara APBD Kabupaten Manggarai, sejauh pengamatannya sekitar 1,1 triliun. Sedangkan untuk belanja modal sekitar Rp250 miliar, bisa saja tidak sampai ke situ.
“Jangan harap ada lompatan pembangunan ekonomi kalau masih mengandalkan itu. Paling tidak di otak saya ada jalan bagaimana supaya membangun perekonomian kita ini tanpa 100 persen mengandaikan PAD,” tandasnya.
Sehingga, ujar dia, keinginannya mengikuti kontestasi pemilihan kepala daerah Manggarai tidak hanya dalam rangka mencari jabatan atau pekerjaan, namun lebih kepada panggilan pengabdian kepada masyarakat.
“Membangun Manggarai tidak bisa mengandalkan satu kepala, tetapi membutuhkan kerja bersama-sama baik masyarakat maupun partai politik,” pungkasnya.