Air Danau Kelimutu Kembali Berubah Warna, Warga Diimbau Hindari Potensi Gas Beracun

“Tidak mendekati kawah danau, tidak mendekati tembusan gas dan tidak bermalam di dalam kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun,” kata Zakarias.

Ende, Ekorantt.com – Air Danau Kelimutu di Moni, Kabupaten Ende, NTT kembali mengalami berubah warna secara berturut-turut. 

Berdasarkan hasil pemantauan visual oleh Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu di Kolorongo, Desa Koanara, perubahan warna pada kawah Ata Polo.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid menerangkan bahwa perubahan warna pertama kali terjadi pada 16 Mei 2024 dari warna hijau kebiruan menjadi warna hijau.

Kemudian pada tanggal 17 Mei 2024 berubah lagi dari warna hijau menjadi warna hijau tua.

Sementara perubahan ketiga terjadi secara signifikan pada 22 Mei 2024 dari warna hijau tua menjadi coklat kehitaman.

Hasil analisis Badan Geologi, perubahan warna air danau disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pengaruh curah hujan yang tinggi maupun pelarutan batuan di dalam kawah.

“Bualan air juga teramati di permukaan air kawah,” kata Wafid dalam keterangannya, Kamis, 23 Mei 2024.

Hindari Potensi Gas Beracun

Sejarah erupsi Gunung Kelimutu terjadi sejak tahun 1867 dan memiliki interval erupsi berkisar 1-73 tahun. 

Erupsi terakhir pada Juni 1968 berupa letusan freatik di kawah Ko’o Fai Nuamuri. Letusan didahului dengan suara desisan dan semburan air coklat kehitaman di bagian barat danau.

Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah NTT, Zakarias Ghele Raja menuturkan potensi bahaya dari perubahan warna saat ini berupa erupsi freatik dengan ancaman bahaya berupa semburan air dan lontaran material di sekitar kawah Gunung Kelimutu.

Selain itu, hujan abu dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung arah dan kecepatan angin. 

Karena itu ia mengimbau masyarakat dan pengunjung agar tidak melewati pagar pembatas di kawah Ata Polo. 

“Tidak mendekati kawah danau, tidak mendekati tembusan gas dan tidak bermalam di dalam kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun,” kata Zakarias.

Sebaliknya, warga maupun pengunjung diimbau tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. 

Masyarakat juga diharapkan tidak terpancing isu-isu liar tentang erupsi Gunung Kelimutu dan tetap mengikuti perkembangan informasi melalui aplikasi Magma Indonesia.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA