Oelamasi, Ekorantt.com– Pemerintah Kabupaten Kupang terus berupaya mengantisipasi perubahan iklim yang menyebabkan lahan pertanian warga mengalami kekeringan.
Penjabat Bupati Kupang Alexon Lumba mengatakan, pemerintah terus berupaya membantu petani agar dapat memanfaatkan air yang tersedia untuk mengairi lahan sawahnya dan mempercepat pengolahan lahan dengan alat serta mesin pertanian yang modern berupa traktor roda empat dan pompa air.
“Pemkab Kupang telah berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian untuk kegiatan pompanisasi,” kata Alexon saat menyerahkan secara simbolis alat dan mesin pertanian (alsintan) modern di Persawahan Nunusono, Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Selasa, 21 Mei 2024.
Saat menyerahkan berupa satu unit traktor dan mesin pompa air tersebut sekaligus melaksanakan panen padi secara simbolis.
Menurut Alexon, usulan pompanisasi yang telah diajukan ke Kementan RI untuk lahan sawah tadah hujan sebanyak 4.375 hektare, dengan jumlah pompa air sebanyak 437 unit.
Realisasi tahap pertama pompanisasi, kata dia, sudah ada 70 unit pompa air yang siap untuk didistribusikan ke kelompok tani. Hal ini untuk menyelamatkan lahan sawah yang mengalami kekeringan dan akan dipakai sebagai persiapan tanam musim kedua pada April-September 2024.
“Terdapat pula program jaringan irigasi perpompaan sebanyak 9 paket/unit yang diupayakan untuk dimanfaatkan pada musim tanam kedua tahun 2024,” imbuh Alexon.
Dengan adanya dukungan pemerintah melalui bantuan alsintan, ia mengharapkan masyarakat petani dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahannya, sehingga bisa meningkatkan ketahanan pangan.
“Pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kupang,” katanya.
Alexon menambahkan, Persawahan Nunusono merupakan lahan seluas 40 hektare yang diolah dan dikelola oleh 70 anggota kelompok yang tersebar dalam lima kelompok tani.
Pada musim tanam pertama tahun 2024 periode Oktober 2023 – Maret 2024, lahan yang diusahakan sebanyak 36 hektare. Sedangkan lahan yang tidak dapat diolah oleh petani sebanyak empat hektare akibat kekurangan air.
“Dari lahan yang diolah tersebut sampai saat ini yang siap dipanen secara bertahap oleh petani sebanyak 30 hektare,” urai Alexon.
Sementara itu, Ketua kelompok tani Fajar Pagi, Maksi Bira, mengaku Persawahan Nunusono sudah diusahakan secara turun temurun.
Baginya, hasil sawah ini banyak membantu selain untuk kebutuhan sehari-hari, juga membantu menyekolahkan anak.
Untuk itu, mewakili petani ia menyampaikan terima kasih atas perhatian pemerintah.
“Kunjungan kepala daerah saat ini kiranya jangan menjadi kunjungan pertama dan terakhir, melainkan selalu hadir saat tanam maupun panen,” ucap Maksi.