Kupang, Ekorantt.com– Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake melantik Sulastri H. I Rasyid sebagai Penjabat Bupati Flores Timur dan Paskalis Ola Tapo Bali sebagai Penjabat Bupati Lembata di Aula El Tari Kupang pada Selasa, 28 Mei 2024.
Sebelumnya, Sulastri menjabat sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT. Sedangkan, Paskalis menjabat sebagai Sekretaris Daerah Lembata.
Dalam sambutannya, Ayodhia menitipkan pesan Presiden Joko Widodo kepada kedua penjabat bupati.
Pesan Jokowi yang pertama adalah terkait Pilkada 2024. Ayodhia berharap kedua penjabat bupati dapat berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu untuk memastikan realisasi dan pencairan Nota Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).
Hal ini sesuai tahapan penyelenggaraan pemilu yang telah ditetapkan, serta mendukung upaya validasi dan verifikasi Daftar Pemilih Tetap (DPT).
“Sehingga masyarakat dapat berpartisipasi secara optimal dalam pemilihan kepala daerah pada 27 November nanti,” ujar Ayodhia.
Pesan kedua dari Jokowi adalah terkait realisasi dan penyerapan APBD. Ayodhia berharap kedua penjabat bupati dapat mendorong percepatan realisasi belanja daerah agar tidak menumpuk pada akhir tahun anggaran.
Realisasi belanja daerah tetap mengedepankan prinsip pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, serta memiliki output dan outcome yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ketiga, terkait upaya pengendalian inflasi. Ayodhia meminta kepada kedua penjabat bupati untuk melakukan pemantauan rutin harga-harga kebutuhan pokok masyarakat, di pusat-pusat perdagangan dan pasar-pasar tradisional, serta melakukan inspeksi mendadak atau sidak di gudang-gudang distributor untuk menjamin ketersediaan pasokan.
Ia juga meminta kedua penjabat bupati dapat membangun koordinasi intensif dengan instansi terkait seperti Bulog dan Badan Pangan Nasional agar stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Kabupaten masing-masing tetap tersedia.
“Jika diperlukan dapat melakukan operasi pasar dengan menggandeng mitra kerja seperti BUMN, BUMD, dan pihak swasta lainnya,” sambung Ayodhia.
Keempat, terkait stunting. Ia berharap hendaknya penanganan stunting menjadi perhatian bersama karena berkaitan dengan perwujudan generasi emas Indonesia dan NTT pada tahun 2045.
Menurut Ayodhia, kedua penjabat bupati harus senantiasa melakukan konsolidasi tim kerja, serta koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait untuk menekan angka stunting semakin menurun melalui intervensi sensitif dan spesifik.
Kemudian melakukan penimbangan secara berkala untuk mengetahui perkembangan stunting setiap bulan dan mengambil langkah-langkah strategis untuk menurunkan jumlah stunting.
“Kiranya penjabat bupati berdua terus mendorong keterlibatan berbagai pihak seperti mitra kerja maupun pihak swasta dalam upaya penanganan stunting,” pinta Ayodhia.
Kelima, terkait penurunan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem. Ayodhia berharap kedua penjabat bupati dapat fokus dan mengakselerasi satu-dua program utama andalan daerahnya masing-masing selama periode kepemimpinan ke depan. Lalu, melibatkan berbagai lintas sektor untuk mendorong penurunan jumlah angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem.
Keenam, terkait investasi. Ayodhia berharap kedua penjabat bupati terus mendorong dan mengakselerasi terciptanya lingkungan ekosistem investasi di kedua kabupaten melalui upaya peningkatan reformasi birokrasi dan penyederhanaan prosedur serta tata kelola dalam pemberian izin investasi dengan kehadiran Mall Pelayanan Publik (MIP).
“Saya meminta perhatian serius dari kedua penjabat bupati agar mengambil langkah-langkah strategis dan kolaboratif untuk percepatan implementasi reformasi birokrasi meningkatkan kualitas indeks dan kepatuhan penyelenggaraan pelayanan publik,” pungkas Ayodhia.