Mbay, Ekorantt.com – Badan Pelaksana Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo sedang mengidentifikasi air bawah tanah untuk mengantisipasi kekurangan air sebagai dampak kekeringan.
“Kami melakukan pengeboran sumur di beberapa wilayah yang ekstrem. Saat ini menggunakan teknologi untuk mendeteksi air bawah tanah,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Nagekeo, Agustinus Pone dalam sambungan telepon Senin, 3 Juni 2024.
BPBD Nagekeo telah memetakan wilayah-wilayah yang berpotensi kekurangan air bersih ekstrem yang tersebar di 13 desa di Kecamatan Aesesa, Boawae, dan Nangaroro.
Agustinus berkata, pemerintah akan membangun dua sumur bor, masing-masing di Kelurahan Lape, Kecamatan Aesesa dan Desa Ulupulu, Kecamatan Nangaroro.
“Kita akan melakukan percobaan mendeteksi dengan geo listrik. Kita memulai dari Mbay nantinya menyebar ke Ulupulu atau Bidoa,” jelas dia.
Sementara untuk wilayah Gero dan Dhereisa di Kecamatan Boawae, pihaknya memaksimalkan penggunaan sumber air permukaan yang disalurkan dengan sistem perpipaan.
“Kita sudah melakukan sosialisasi yang nantinya berjalan sekitar Juli hingga Agustus mendatang,” ujar Agustinus.
Ia menuturkan upaya pemerintah menjaga ketersediaan air kepada masyarakat merupakan program TNI Menunggal Air Bersih, kerja sama BNPB dan TNI.
Program ini dijalankan berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprakirakan NTT berpotensi mengalami kekeringan ekstrem dampak El Nino.
“Nagekeo menjadi salah satu yang mengalami krisis air akibat kekeringan,” kata Agustinus.
Ia berharap rekomendasi hasil sosialisasi mengenai pembebasan lahan bisa diakomodir oleh masyarakat. Dengan begitu, segala pembiayaan siap pakai dari BNPB dan TNI memberi dampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih.