Lewoleba, Ekorantt.com– Paulus Doni Ruing sudah menyatakan tekadnya untuk maju dalam pemilihan kepala daerah Lembata yang digelar 27 November 2024 mendatang.
Ia mengusung semangat dan strategi Berparilema yang artinya beriman, maju, mandiri, sejahtera, aman, dan damai.
“Lembata punya sumber kekayaan yang kami sebut dengan Likat Matan Telo. Ada sumber daya manusia, alam dan budaya yang saling terkait. Ini jadi modal mencapai cita-cita Lembata Berparilema itu,” ucap Polce Ruing, sapaan karib Paulus Doni Ruing dalam keterangan yang diterima awak media, Senin, 10 Juni 2024.
Pengusaha sukses yang kini tinggal di Jakarta ini mengaku siap balik ke kampung halaman untuk menghapus kemiskinan, kemelaratan, kebodohan, keterbelakangan dan keterisolasian yang selama ini masih menjadi tantangan besar dalam membangun Kabupaten Lembata.
Pria kelahiran Lamatuka-Lembata, 28 April 1965 ini menjelaskan, kemiskinan dan kemelaratan yang masih melanda Lembata sebagai akibat dari banyak proyek pembangunan yang masih berjalan di tempat, serta ekonomi yang dikuasai kelompok tertentu.
Tidak hanya itu, Polce menyebut ada lagi elite di Lembata yang terjebak dalam politik saling sikut hingga memudarkan kearifan lokal.
“Saya kira Lembata jadi daerah otonomi yang paling tertinggal dari daerah lain yang baru mekar menjadi otonomi baru,” jelasnya.
Polce yang saat ini menjadi Komisaris PT Dua Bungsu Utama dan PT Agro Primer International kembali menegaskan, jika dipercaya rakyat maka tekadnya adalah menjadikan Lembata sebagai kabupaten contoh dengan kinerja tertinggi tingkat nasional.
Kinerja tersebut terutama dalam mencapai kemakmuran dan kesejahteraan yang berkeadilan dengan tetap mempertahankan sumber daya alam yang lestari dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal.
Tujuh Strategi
Setidaknya ada tujuh strategi yang bakal dikerjakannya yakni; pertama, menata pembangunan secara menyeluruh mulai dari aspek sumber daya manusia, ekonomi, sosial, politik, budaya, alam, lingkungan dan kependudukan.
“Jadi ada master plan-nya yang bersifat jangka panjang dalam kurun waktu 5-30 tahun. Ya kita pingin ada blue print-nya menuju Lembata baru yang maju,” kata Polce.
Kedua, membangun sistem tata kelola pemerintahan yang terintegrasi berbasiskan teknologi informasi untuk mencapai clean and good governance.
Ketiga, investasi bidang sumber daya manusia sebagai basis utama pembangunan, yang lebih terencana secara sistematis dan berkelanjutan. Hal ini harus mampu melahirkan manusia Lembata yang unggul dan berdaya saing sehingga mampu menjawab tantangan zaman.
Keempat, membuat kebijakan yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat untuk memudahkan tumbuhnya investasi skala mikro, kecil menengah dan besar dalam upaya mempercepat tercapainya pendapatan per kapita setara tingkat nasional.
Kelima, membangun dan mendorong kultur baru dalam birokrasi/pemerintah sebagai fasilitator dan pelayan pembangunan sedangkan masyarakat adalah subjek atau pelaku pembangunan.
Keenam, mengkonsolidasi seluruh kekuatan/elemen masyarakat Lembata baik di Lembata maupun perantau (diaspora) untuk membangun kembali jati diri atau identitas masyarakat Lembata yang bermartabat dan berbudaya luhur.
Ketujuh, bekerja sama dengan partai politik dan seluruh elemen; tokoh masyarakat, tokoh agama, pemangku adat/budaya melalui proses politik pilkada dan pileg untuk melahirkan kepemimpinan politik baru dalam perspektif pembangunan berparadigma budaya.
“Tujuh strategi ini bila terpilih maka akan saya padukan dengan pendekatan-pendekatan pembangunan yang memperhatikan aspek kultural-religius, pendekatan partisipatif, pendekatan ekologis dan terpadu terarah,” kata Polce penuh semangat.