Jadi Panelis Diskusi Panel Inkopdit, GM Obor Mas Luruskan Kesalahpahaman tentang Koperasi Penyalur KUR

Frediyanto, dalam kesempatan itu, menjelaskan sepak terjang koperasi yang dinakhodainya menjadi salah satu penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Indonesia.

Pontianak, Ekorantt.com – General Manajer Kopdit Obor Mas, Leonardus Frediyanto M. Lering menjadi salah satu panelis dalam diskusi bertajuk “Posisi Gerakan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI) dalam Industri Jasa Keuangan” di Qubu Resort Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu, 12 Juni 2024.

Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Rapat Anggota Tahunan Nasional (Ratnas) Induk Koperasi Kredit Indonesia (Inkopdit) tahun buku 2023.

Frediyanto, dalam kesempatan itu, menjelaskan sepak terjang koperasi yang dinakhodainya menjadi salah satu penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Indonesia.

Di hadapan 700-an peserta Ratnas yang datang dari seluruh Indonesia, Frediyanto meluruskan kekeliruan atau salah paham dari rekan-rekan gerakan koperasi kredit Indonesia tentang KUR.

iklan

Sejumlah pihak menilai bahwa menjadi penyalur KUR dapat melemahkan nilai swadaya yang merupakan salah satu pilar koperasi kredit.

“Selama ini teman-teman berpikir bahwa kami menjadi penyalur KUR karena kami dapat modal dari pemerintah, itu salah. Modal yang kami salurkan kepada anggota dalam bentuk pinjaman KUR itu adalah modal kami sendiri, sedangkan pemerintah hanya membantu dalam bentuk subsidi bunga,” kata Frediyanto.

Kopdit Obor Mas, kata Frediyanto, telah dipercaya oleh pemerintah menjadi penyalur KUR sejak 2017. Sejak itu, kinerja kredit sangat bagus yakni tidak ada kredit macet atau Non-Performing Loan 0 persen.

Ia menambahkan, Kopdit Obor Mas mendapatkan subsidi bunga KUR sebesar 700-an juta setiap bulannya.

Frediyanto pun mengajak rekan-rekan koperasi kredit untuk berjuang menjadi penyalur KUR karena memudahkan anggota dalam memperoleh modal usaha dengan suku bunga yang murah.

“KUR saat ini ada tiga kelas yakni KUR super mikro dengan maksimal plafon sebesar sepuluh juta rupiah, KUR mikro dengan plafon pinjaman di atas sepuluh juta hingga seratus juta rupiah, dan KUR kecil di atas seratus juta rupiah hingga lima ratus juta rupiah,” terang Frediyanto.

“Untuk KUR super mikro itu bunga hanya 3 persen per tahun atau 0,25 persen efektif (menurun – red), sedangkan KUR mikro dan kecil dengan suku bunga 6 persen per tahun atau 0,5 persen efektif. Dengan demikian bukankah akan sangat membantu anggota kita?”

Frediyanto berkata, untuk KUR super mikro, misalnya, anggota hanya membayar bunga 3 persen per tahun, sedangkan pemerintah memberikan subsidi 15 persen per tahun. Secara tidak langsung pinjaman tersebut memiliki suku bunga 18 persen per tahun.

“Akan sangat menguntungkan anggota karena bunga yang dibayar sangat murah dan juga menguntungkan koperasi karena mendapat tambahan bunga berupa subsidi bunga dari pemerintah,” jelasnya.

Menurut Frediyanto, jika gerakan koperasi kredit Indonesia tidak masuk menjadi penyalur KUR, maka akan kalah bersaing dengan lembaga keuangan lain yang memberikan kredit dengan suku bunga murah. Bukan tidak mungkim akan berdampak pada idle money karena koperasi tidak mampu menjual uang yang ada.

Untuk diketahui, Ratnas  berlangsung selama empat hari, 12-15 Juni 2024. Hari pertama, ditandai dengan kegiatan Open Forum, dilanjutkan Lokakarya pada hari kedua.

Pada hari ketiga, kunjungan ke Kopdit Pancur Kasih dan beberapa tempat wisata, dilanjutkan dengam Rapat Anggota Tahunan Nasional Inkopdit dan rapat anggota khusus untuk pemilihan pengurus dan pengawas Inkopdit pada hari terakhir.

Peserta Ratnas dari Kopdit Obor Mas berjumlah 22 orang yakni Theresia Angelina Bala (sekretaris 1 pengurus), Andreas M. Mbete (sekretaris 2 pengurus), Nong Buyung Dekresano (bendahara pengurus), Vinsensius Hubertus (wakil ketua pengurus).

Dari manajemen;  L. Frediyanto M. Lering (GM), Martonsius Juang (Manager Area), Marianus Nggedi Bodhe (manajer kanca utama Manggarai Barat), Paulus A. Adur (manajer kanca Habi Bola), Ramadhan Dato (manajer KCP Solor), Kletus D. B. Konten (manajer KCP Adonara).

Kemudian, Ambrosius Lai (manajer KCP Detusoko), Petrus B. Mbipi (manajer KCP Nangapanda), Adrianus G. H. Nggesu (manajer KCP Wolowaru), Yanuarius Adji (manajer KCP Boawae), Lukas Leba (manajer KCP Nangaroro), Saferius M. Wake (manajer KCP So’a), Sikstus R. Dara (manajer KCP Satarmese), Gabriely S. Luju (staf kantor pusat), Maria E. Pisak (sekretaris GM), Yesyurun Tlonaen (staf pemasaran kanca Pasar Tingkat) dan Maria M. Lewat (staf kredit kanca utama Flores Timur).

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA