Mbay, Ekorantt.com – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perlindungan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PMDP3A) Nagekeo mendorong posyandu menjadi pusat edukasi kesehatan di desa.
“Posyandu itu sebagai pusat tindakan preventif. Itu juga sebagai pusat edukasi kesehatan keluarga di tingkat desa,” ujar Kepala Dinas PMDP3A, Ujang Dekrasano di Mbay, Jumat, 14 Juni 2024.
Ia menjelaskan konsep tersebut sejalan dengan program pemerintah pusat mengenai Integrasi Layanan Primer (ILP). Seluruh siklus kehidupan manusia dilayani di posyandu.
Ujang menerangkan, siklus kehidupan yang dimaksud ialah mengenai pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, balita dan ibu menyusui, kesehatan remaja, kesehatan pasangan usia subur (PUS), dan kesehatan para usia lanjut (Lansia).
“Nanti di sana ada kader posyandu yang nantinya dalam program ini mendorong mereka menjadi kader ILP,” kata Ujang.
Program tersebut, lanjutnya, mendorong seluruh badan dan dinas ikut terlibat dengan mengintegrasi program daerah dengan program di desa.
Misalnya, dalam pemenuhan siklus kehidupan keluarga akan didukung oleh dinas kesehatan, program ketahanan pangan desa oleh dinas pangan, dan UMKM keluarga oleh Disperindag.
“Semua terintegrasi ke desa dan posyandu menjadi pusat edukasi,” kata dia.
Ujang menyebutkan sebanyak 298 posyandu aktif di Nagekeo dan semuanya tersebar di setiap dusun.
Ia juga mendorong agar para kepala dusun berkantor di posyandu untuk menjadikan fasilitasi tersebut sebagai pusat layanan.
“Posyandu bukan hanya untuk ibu-ibu dan anak-anak. Para remaja dan bapak-bapak juga bisa terlibat mendiskusi tentang kesehatan keluarga,” katanya.
Pemerintah sedang berupaya merevitalisasi posyandu sebagai pusat edukasi kesehatan keluarga. Hal itu ditandai dengan mulainya peluncuran program ILP di Desa Leguderu, Boawae, baru-baru ini.