Warga Nagekeo Gotong Peti Jenazah Sejauh 7 Kilometer karena Longsor

Rumah duka berada di Garo, salah kampung yang masuk dalam wilayah Desa Pagomogo. Untuk ke sana, warga harus melewati Lowo Wae, tempat di mana lokasi longsor terjadi.

Mbay, Ekorantt.com – Hujan lebat pada awal Juni lalu menyebabkan longsor yang menutup akses jalan di Lowo Wae, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo.

Tertutupnya akses jalan membuat warga menggotong jenazah Hermanus Lengi (22) sejauh tujuh kilometer ke rumah duka pada Minggu, 16 Juni 2024.

Rumah duka berada di Garo, salah kampung yang masuk dalam wilayah Desa Pagomogo. Untuk ke sana, warga harus melewati Lowo Wae, tempat di mana lokasi longsor terjadi.

Puluhan warga bergantian menandu jenazah karena mobil ambulans tidak dapat melewati lokasi longsor karena akses jalan belum dibuka.

“Ambulans hanya sampai di Natawewe karena tidak bisa lalui. Material masih menumpuk di jalan,” ujar Yohanes Gadi Djou kepada Ekora NTT pada Senin, 17 Juni 2024.

Jenazah terpaksa digotong melewati jalur tikus dengan medan yang cukup menantang. Sedangkan mobil ambulans terpaksa kembali ke Bajawa, Kabupaten Ngada.

Yohanes berkata, tumpukan batu dan pasir menghambat akses lalu lintas baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Material longsor dalam skala besar masih menghalangi badan jalan.

Pemerintah Kabupaten Nagekeo belum membersihkan lokasi itu. Padahal, pasca-kejadian longsor, pemerintah desa telah meneruskan informasi kejadian bencana.

“Namun sampai dengan saat ini belum ada yang perhatikan,” kata Yohanes.

Sebelumnya, peristiwa longsor dipicu intensitas hujan tinggi selama tiga jam pada 7 Juni 2024 pagi. 

Lebar daerah longsor mencapai 40 meter hingga 50 meter dengan luncuran material longsor sejauh 100 meter. 

Material longsor juga menimpa kebun warga dan tiang listrik sehingga beberapa wilayah pedalaman menjadi gelap gulita.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA