Sejarah Singkat Nama KSP Kopdit Pintu Air

Untuk itu, dalam perjalanan dua puluh delapan tahun berlalu dan kini KSP Kopdit Pintu Air jadi salah satu kopdit terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota mencapai tiga ratusan ribu lebih dan total aset Rp1,8 triliun.

Maumere, Ekorantt.com – Nama Pintu Air yang kita kenal sekarang punya sejarah yang lumayan bermakna untuk ditelusuri jejak pemberian namanya. Berikut Redaksi Ekora NTT menyajikan kepada pembaca, kisah singkat tentang pemberian nama koperasi ini yang akan memasuki usia 30 tahun pada April 2025 nanti.

Pada pertemuan pertama pada 1 April 1995 para anggota perintis berkumpul dan berdiskusi mengenai nama yang pas untuk sebuah kelompok arisan atau UBSP (Unit Bersama Simpan Pinjam) di  sebuah dusun kecil bernama Rotat, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.

Pada saat itu, muncul tiga nama yang kemudian menjadi diskusi alot dari masing-masing anggota. Ada yang mengusulkan nama Wot Kokor. Ada lagi yang mengusulkan Lejong Betot dan Yakobus Jano sendiri mengusulkan nama Pintu Air.

“Wot kokor berarti datang dari kepenuhan dari sebuah ruang lingkup yang kecil dan mau bergerak keluar sedangkan lejong betot berarti bersiap merangkak untuk melangkah menjadi besar,” kata Jano kepada Ekora NTT pada akhir April 2023 lalu.

Jano menceritakan, pada minggu kedua Mei 1995, nama Pintu Air pun jadi nama koperasi yang kini telah menjadi koperasi besar.

Pertimbangan paling utama pemilihan nama ini sebetulnya adalah semacam suara protes kepada pemerintah Kabupaten Sikka yang kurang memperhatikan akses air minum kepada warga kampung di Rotat, Desa Ladogahar, Kabupaten Sikka.

“Padahal dari kampung inilah ada mata air atau dalam bahasa daerah Sikka, Wair Puan sementara air ini dialiri kepada hampir seluruh warga kota Maumere,” terang Jano.

Akan tetapi, Jano membagikan pengalamannya bahwa nama Pintu Air pun kemudian dibawakan sebagai wujud doa intensi pada perayaan Ekaristi pada hari Minggu di Gereja Stasi Rotat.

Ia berharap bahwa spirit nama ini memberikan kesejukan, kesejahteraan kepada anggotanya. Nama ini juga kiranya menjadi seperti arus air yang terus mengalir ke tempat mana saja untuk memberikan kehidupan.

“Nama ini juga menjadi semacam semangat nasionalisme bahwa Pintu Air yang lahir di sebuah dusun kecil harus menjadi pembawa kesejukan kepada semua orang di Nusantara ini untuk hidup berkoperasi,” tandasnya.

Spirit nama ini, kata Jano, kemudian menjadi pelecut bahwa Kopdit Pintu Air harus menjadi besar dan berguna bagi semua orang yang bergabung bersamanya. Langkah pertama dimulai ketika nama ini menjadi penanda bahwa di Rotat adalah tempat Kopdit Pintu Air lahir.

Refleksi Biblis

Sementara itu jika berdasarkan Alkitab, maka Pintu (dalam injil Yohanes 10:9) tertulis; “Akulah pintu, barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan menemukan padang rumput”, dan Air (dalam injil Yohanes 4:14), “Akulah air kehidupan, barangsiapa minum air daripada-Ku, ia tidak akan haus untuk selamanya”.

Dari nukilan Kitab Suci ini, secara spiritual Yakobus Jano berpendapat Yesus Kristus adalah sosok yang menghidupi Pintu Air.

“Dalam sejarah agama Kristen, bagi Yesus tidak ada yang mustahil. Orang buta bisa melihat, orang bisu berkata-kata, orang lumpuh bisa berjalan dan bahkan orang mati sekalipun bisa bangkit. Buta, bisu, lumpuh dan mati karena faktor ekonomi, sosial dll. Semuanya bisa disembuhkan atau ada solusi apabila bersama Pintu Air,” ungkap Ketua KSP Kopdit Pintu Air ini serentak tokoh koperasi Indonesia ini.

Jano juga menceritakan lagi bahwa pernah ada seorang tokoh koperasi pada masa-masa awal beroperasinya Kopdit Pintu Air menyatakan ketidaksetujuan pada pemilihan nama ini.

Ia menganjurkan agar nama Pintu Air diganti. Yakobus Jano tetap kukuh untuk menggunakan nama Pintu Air dan bertahan hingga saat ini.

Pertumbuhan awal pun dimulai. Tidak signifikan melonjak tapi dari 50 anggota bertambah menjadi 74 anggota pada tahun 1996.

Di tengah pertumbuhannya yang boleh dibilang masih stagnan, ada banyak tantangan masih saja hadir.  Sindiran dan ketidakpercayaan pada berkembangnya Kopdit Pintu Air justru membuat beberapa anggota awal mengundurkan diri.

Yakobus Jano bilang, ia justru makin gencar dan setia mendorong sesama yang telah bergabung bahwa jangan takut kita pasti bisa.

Memasuki tahun 1997 anggotanya bertambah menjadi 105 anggota. Pertumbuhan anggota bertambah lagi meskipun tidak signifikan tetapi pada 1998 jumlah anggota yang bergabung menjadi 164 orang.

Penuh Tantangan

Tahun-tahun awal berdirinya KSP Kopdit Pintu Air memang tak berjalan mulus. Semua yang menjadi tenaga gerakan awal mati-hidupnya Kopdit Pintu Air senantiasa didoktrin dengan semangat yang bergelora oleh Yakobus Jano untuk tetap pada niat yang tulus, hati nurani yang bening.

“Apa yang kita kerjakan dalam gerakan bersama Pintu Air ini adalah kerja mulia yang tidak akan buat susah orang lain. Lima puluh anggota perintis awal adalah tokoh-tokoh yang oleh Yakobus Jano datang dari sebuah kelompok arisan yang percaya bersama Pintu Air wajah kampung Rotat sekali kelak berubah,” katanya.

Untuk itu, dalam perjalanan dua puluh delapan tahun berlalu dan kini KSP Kopdit Pintu Air jadi salah satu kopdit terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota mencapai tiga ratusan ribu lebih dan total aset Rp1,8 triliun.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA