Borong, Ekorantt.com – Masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Abdi Kasih, Desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, konsisten budi daya tanaman porang. Kali ini, mereka memanen sekitar 800 hingga 1.000 ton dengan luas lahan 6 hektare.
“Kami datangkan pembeli dengan harga yang sangat memuaskan. Pembeli datang langsung ke lokasi,” kata Ketua Kelompok Tani Abdi Kasih, Agustinus Adil saat melakukan panen raya porang pada Senin, 5 Agustus 20224.
Agus bilang, para petani tidak perlu lagi bawa hasil ke kota, sehingga hal ini menjadi kemudahan bagi petani. Berat umbi porang ini berkisaran 8 sampai belasan kilogram.
Tanaman porang, kata dia, tentu menjadi andalan ke depan, terutama petani di desa itu. Mereka memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif.
“Porang ini ditanam sejak 2021 lalu, dan secara kontinu kami tanam dan merawat hingga hasilnya sekarang sangat memuaskan,” akunya.
Di Desa Gunung Barus sendiri, meskipun ada komoditas lain seperti kopi, cengkeh, cokelat, dan kemiri. Tapi, petani melihat tanaman porang lebih menjanjikan secara ekonomis.
“Sehingga kami memanfaatkan lahan yang ada dengan tanam porang untuk bisa menambah ekonomi,” ujarnya.
Sementara Pastor Paroki Kajong, Romo Bernad Palus, Pr berkata, semenjak dirinya sebagai Pastor Paroki Mamba 2014 sudah memperkenalkan tanaman porang kepada umat di wilayah paroki itu.
Awalnya, porang ini adalah tanaman liar. Namun, dalam perjalanan waktu tanaman porang menjadi komoditas aandalan yang memiliki peluang di Indonesia dan luar negeri.
“Keyakinan seperti itu saya membentuk gerakan masyarakat atau umat untuk tanam porang ini,” jelasnya.
Akan tetapi, kelompok tani yang masih bertahan hingga sekarang yaitu Abdi Kasih. Agar maksimal, ujar dia, “ saya mengirim ketua kelompok tani Abdi Kasih ke Jepang selama 9 bulan untuk studi kepemimpinan dan studi mengolah tanah menjadi profedional.”
“Terbukti bahwa porang yang ditanam ini betul-betul lahanya diolah secara profesional. Sehingga hasil umbi dengan beratnya per pohon 8 sampai belasan kilogram. Jadi ini panen perdana setelah lahanya diolah secara profesional,” tutupnya.