Pelatihan Tenun Ikat Dukung Pengembangan Pariwisata di Sikka

Menurutnya, sumber daya manusia para penenun mesti ditingkatkan demi menghasilkan kain tenun berkualitas.

Maumere, Ekorantt.com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) mengadakan pelatihan tenun ikat dan desain motif bagi penenun lokal di Hotel Permatasari selama 4 hari, 5-8 Agustus 2024.

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mendukung sektor pariwisata di Kabupaten Sikka. Demikian penjelasan dari Kepala Bidang Industri dan Ekonomi Kreatif Disparbud Sikka, Emma Irmina Puli.

Pelatihan tenun ikat dan desain motif bagi penenun lokal, kata Irmina, diharapkan meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kemampuan pelaku kreatif sub sektor kriya tenun ikat dalam menghasilkan karya-karya yang bernilai tinggi dan berdampak dari sisi pariwisata.

Menurutnya, sumber daya manusia para penenun mesti ditingkatkan demi menghasilkan kain tenun berkualitas. Lebih jauh lagi, regenerasi penenun mesti dijaga demi keberlanjutan dan masa depan tenun ikat.

iklan

Ia menjelaskan, tenun ikat merupakan tradisi yang sudah berkembang sejak ratusan tahun lalu yang diwariskan secara turun temurun hingga sekarang.

Tenun ikat diproduksi dengan alat tenun tradisional yang dikerjakan secara manual, diikat dengan menggunakan tangan, memakai benang tenun, baik yang dibuat dari pabrik atau juga dipintal sendiri, yang selanjutnya diberi warna, di mana bisa menggunakan pewarna alami atau juga pewarna kimia atau natfol, kata Irmina.

Sebagai benda budaya, kata dia, kain tenun pun memiliki makna filosofi yang kuat pada setiap motifnya.

“Keunikan dan kekuatan motif tenun ikat Sikka ini semakin dikuatkan dengan didaftarkan sebagai kekayaan intelektual pada Kementerian Hukum dan HAM RI dengan nama IG: Tenun ikat Sikka, Nomor IG 00.2015000007 pada tanggal 15 September 2018,” ujar Irmina.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka, Ferdinan Evensius Edomeko, saat membuka kegiatan mengatakan, para peserta yang ikut pelatihan merupakan penenun yang telah mewarisi keterampilan itu secara turun temurun sehingga tentunya bisa saling berbagi tentang kekuatan warisan budaya.

“Tidak semata transfer ilmu yang terjadi akan tetapi juga umpan balik dari peserta terhadap perbaikan dan peningkatan mutu kegiatan, termasuk juga pencapaian output serta dampak dan manfaat berkelanjutan,” ujarnya.

Ketua Kelompok Tenun Beronjong Keren (Broken) dari Kelurahan Kabor, Kecamatan Alok, Emi Hayong, mengaku senang mengikuti kegiatan pelatihan tersebut.

“Saya ikut tidak sia-sia karena dapat menambah ilmu baru tentang proses mewarnai dan membuat motif tenun ikat,” ungkapnya.

Diketahui, sebanyak 60 peserta mengikuti pelatihan itu yang merupakan utusan dari kelompok kreatif tenun ikat di Kabupaten Sikka.

Mereka mengikuti pelatihan dalam tiga gelombang dengan menghadirkan tiga instruktur, yakni Aurelius Elenpriano dan Yoseph Pirterson dari Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Sikka serta Pegiat Tenun Ikat, Beatus Konsili.

Pelatihan ini merupakan hasil dari dukungan penelaahan pokok-pokok pikiran (Pokir) DPRD Sikka berdasarkan hasil penyerapan aspirasi masyarakat.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA