Ruteng, Ekorantt.com – Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit menanggapi berbagai kritikan terkait pembangunan Natas Labar di Lapangan Motang Rua saat berpidato pada acara hari ulang tahun ke-79 RI di Stadion Golo Dukal, Kota Ruteng, Sabtu, 17 Agustus 2024.
“Berbagai kritikan atas pembangunan Natas Labar adalah kritikan yang sangat kerdil,” ujarnya.
Baginya, kritikan-kritikan itu datang dari pihak-pihak yang “tidak memiliki visi mengenai pemenuhan kebutuhan masyarakat Kota Ruteng.”
Awalnya, kata Nabit, sangat sulit untuk menemukan kreasi serta tempat rekreasi bersama di Ruteng. Kreasi dan rekreasi adalah kebutuhan warga, yang menjadi tanggung jawab pemerintah untuk dipenuhi bersama-sama dengan kebutuhan-kebutuhan lain.
“Sekali lagi kreasi dan rekreasi adalah kebutuhan seluruh warga Kota Ruteng,” ucapnya.
“Natas Labar adalah tempat bertemunya seluruh warga kota, dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya,” sambung Nabit.
Pidato Nabit itu kemudian direspons oleh Ketua Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Cabang Ruteng Santu Agustinus, Marsianus Gampu sebagai cerminan dari pemimpin yang bawa perasaan (baper) dan kurang bijak.
Marsianus menilai kematangan emosional Nabit sebagai seorang pejabat publik masih sangat minim. Tampaknya, rezim yang dipimpinnya merupakan rezim antikritik.
“Itu bukan hanya menanggapi soal pembangunan Natas Labar, tetapi masih ada satu dan lain hal yang belum diselesaikan secara baik dan bijak, seperti kasus pemberhentian 249 orang nakes, masalah pertanian, air, dan lingkungan,” ujar Marsianus kepada Ekora NTT, Minggu, 18 Agustus 2024.
Justru yang berpikir kerdil, kata Marsianus, adalah Nabit sendiri.
Ia bahkan menilai Nabit tidak mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat, terutama pemecatan terhadap 249 tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam mengurus kemanusian.
Bagi Marsianus, kritikan merupakan wujud dan bukti nyata kecintaan mereka terhadap daerah Manggarai. Apalagi masih banyak masalah dasar yang membutuhkan langkah konkret pemerintah dalam upaya penyelesaiannya.
“Menurut kami pembangunan Natas Labar memang bukan menjadi skala prioritas. Namun, masih banyak persoalan yang sangat bersentuhan langsung dengan keberadaan masyarakat kita yang mestinya perlu dilakukan perbaikan, seperti masalah pertanian, lingkungan, dan air,” tandasnya.
Proyek Natas Labar
Pembangunan Natas Labar merupakan penataan lapangan Motang Rua yang berlokasi di depan Kantor Bupati Manggarai.
Proyek ini dibangun pada rezim Herybertus G.L Nabit dan wakilnya Heribertus Ngabut (H2N).
Biasanya, lapangan Motang Rua dijadikan tempat upacara apel ketika hari penting nasional. Anak-anak di Ruteng juga acap kali bermain sepak bola di tempat itu.
Penataan Natas Labar dibangun tahun 2023 lalu dan sudah rampung akhir Desember. Pada tahun 2024 dilanjutkan pada pengerjaan tahap dua.
Pagu anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan itu senilai Rp3,5 miliar. Anggarannya bersumber dari pinjaman daerah di Bank NTT tahun 2023.
Akan tetapi, setelah dikontrak, nilai fisiknya sebesar Rp3.323.393.170.
Pekerjaanya berlangsung selama 150 hari kalender, terhitung sejak 23 Juli hingga 20 Desember 2023.
Kontraktor pelaksana pelaksana proyek penataan Natas Labar adalah PT Palindo Inti Nusantara.
Pembangunan proyek ini banyak menuai kritikan karena bukan skala prioritas.
Selain itu, warga juga mengkritisi soal perbedaan desain awal dan pelaksanaan proyek itu.
Warga mengeluh jalan layang, struktur bercat, dan bermotif yang tak tampak dalam proyek itu.