Pemkot Kupang Serius Tangani 900 Anak Stunting di Kelurahan Oesapa

Pemerintah Kota Kupang menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) NTT.

Kupang, Ekorantt.com – Pemerintah Kota Kupang saat ini tengah serius menangani masalah stunting di Kota Kupang khususnya yang melanda lebih dari 900 anak di wilayah Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima.

Untuk itu, Pemerintah Kota Kupang menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) NTT.

Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi mengatakan, penanganan stunting membutuhkan peran dari orangtua khususnya ibu-ibu dalam mengatasi kesehatan anak.

Kerja sama dengan IDAI dan POGI akan menghadirkan para dokter spesialis saat penimbangan berat badan. Kehadiran mereka merupakan bentuk kepedulian terhadap masa depan anak-anak.

iklan

Linus mengingatkan kepada masyarakat agar membangun ekonomi rumah tangga dan memiliki keluarga yang sehat.

“Jika memiliki lebih dari dua anak, pastikan ada dukungan ekonomi yang memadai, lingkungan yang sehat, dan akses air bersih. Mari kita berkomitmen untuk menghindari sifat malas dan memperhatikan kesehatan anak-anak,” tegasnya saat membuka kegiatan Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting di Kupang pada Senin, 14 Oktober 2024.

Linus mengingatkan kepada para kepala keluarga untuk selalu bekerja keras dan bertanggung jawab dalam mendukung keluarga dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak-anak.

“Indikator kelurahan yang sehat adalah tidak adanya kasus stunting dan angka kunjungan pasien ke puskesmas di bawah 50 persen. Ini bukan pabrik, tetapi tempat di mana edukasi kesehatan berjalan terus,” ujarnya.

Untuk memastikan keberhasilan program ini, Linus meminta adanya laporan rutin bulanan dan tahunan. Pasalnya gerakan kemanusiaan untuk mencegah stunting merupakan inisiatif penjabat Gubernur NTT bekerja sama dengan IDAI, POGI, dan instansi terkait lainnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati, melaporkan bahwa kasus stunting di Kota Kupang telah menjadi perhatian utama sejak tahun 2021, di mana prevalensi stunting mencapai 26,1 persen.

Dengan upaya bersama, pada tahun 2022 telah melakukan pendataan langsung bersama Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan dan data menunjukkan angka stunting menurun menjadi 21,5 persen.

“Hingga tahun 2024, angka tersebut berhasil diturunkan menjadi 18,4 persen. Meskipun penurunan persentase menunjukkan kemajuan,” terangnya.

Retnowati menekankan pentingnya melihat data riil. Dari total kasus yang ditangani sebanyak 4.594, kini angka tersebut berkurang menjadi 4.086.

Dinas Kesehatan Kota Kupang telah melaksanakan berbagai intervensi spesifik, termasuk pemberian makanan tambahan, tablet tambah darah, pemeriksaan ibu hamil, serta dukungan bagi remaja yang mengalami leukemia.

Dia mengakui terus melakukan inovasi untuk menangani stunting, salah satunya melalui pemberian susu Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak stunting.

“Sejak tahun lalu, kami telah menyediakan susu PKMK, dan hingga saat ini, Puskesmas Oesapa telah melaporkan distribusi lebih dari 500 susu PKMK,” ungkap Retnowati.

Kepala Puskesmas Oesapa, dr. Ovlian Manafe, mengatakan, masalah gizi balita dan ibu hamil jadi perhatian utama dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.

“Jumlah balita yang menjadi sasaran program adalah 3.887, sedangkan sasaran ibu hamil terdapat 1.783 ibu hamil,” ujarnya.

UPTD Puskesmas Oesapa, kata Ovlian, telah melaksanakan berbagai intervensi spesifik dan sensitif, antara lain perawatan gizi buruk, rujukan balita gizi buruk ke rumah sakit, pemberian makanan tambahan lokal bagi balita gizi kurang dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), tatalaksana balita stunting dengan susu PKMK, serta edukasi gizi secara berkala.

Selain itu, dilakukan intervensi sensitif meliputi kunjungan lintas sektor serta bantuan dari donatur dan dana corporate social responsibility (CSR) untuk mendukung pelatihan dan pendampingan.

“Harapannya dengan upaya kolaboratif ini, status gizi balita dan ibu hamil di wilayah Oesapa dapat meningkat, sehingga menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif,” tutupnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA