Maumere, Ekorantt.com – Maria Krispina Dhai, 38 tahun, guru honorer di sekolah dasar negeri (SDN) Wololangga, Desa Parabubu, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, NTT mengalami nasib malang.
Saat mengikuti tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap pertama tahun 2024, namanya tidak terdaftar di database Badan Kepegawaian Negara (BKN). Padahal ia sudah mengabdi selama 16 tahun di SDN Wololangga.
Semula dia mendapatkan tautan dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk mengecek kembali data guru-guru yang bisa mengikuti tes PPPK pada 5 Oktober 2024.
“Lalu saya cek di tautan SSCAN BKN itu ternyata nama saya tidak ada. Saya panik dan menangis,” ungkap Maria kepada wartawan, sembari mengusap air matanya, pada Senin, 14 Oktober 2024.
Tidak adanya nama di database itu membuat Maria kehilangan kesempatan untuk mengikuti seleksi PPPK.
Akan tetapi, Maria tidak mau diam saja. Ia mencoba menelusuri penyebab dirinya tidak masuk dalam daftar.
Dugaan Permainan Operator
Tidak munculnya nama Maria dalam database BKN diduga karena adanya permainan dari operator sekolah SDN Wololangga, Bernadus Dago.
Cerita Maria, saat menemukan namanya tidak terdapat dalam database, ia lantas menghubungi Kepala Sekolah SDN Wololangga, Moses Noe dan Bernadus melalui pesan WhatsApp grup.
Tetapi, pihak yang ia tanyakan tidak memberikan jawaban. Maria kembali menanyakan di grup alasan tidak direspons, tetap saja tidak dijawab.
Tidak lama kemudian, Bernadus merespons melalui pesan WA. “Kenapa permasalahan ini selalu operator dipersalahkan.”
Maria hanya menjawab bahwa dirinya hanya butuh klarifikasi, pertanggungjawaban dari pihak sekolah. Bernadus kemudian memintanya untuk bertemu di rumah kepala sekolah.
Lanjut Maria, tidak lama kemudian Bernadus mengirimnya pesan via WhatsApp, bunyinya “Terserah anda, sebelum saya mengklarifikasi anda harus menjawab dulu pertanyaan saya. Kalau tidak saya tidak akan datang klarifikasi.”
Bernadus kemudian meminta Maria untuk bertanya langsung ke Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (PKO) dan Kantor BKD.
“Lalu saya jawab, lucu operator yang pegang data kok kenapa harus konfirmasi orang dinas,” kata Maria dengan nada kesal.
Kemudian Bernadus mengirimkan data nama-nama guru non ASN di grup WA, dan Maria menemukan namanya tertulis di list paling pertama. Akan tetapi, tidak ada penjelasan dari Moses maupun Bernadus.
Karena tidak mendapat solusi dari Moses dan Bernadus, Maria mendatangi kantor Dinas PKO, bertemu Kepala Bidang Ketenagakerjaan Dinas PKO Sikka, Alfred Miraflores.
Di hadapan Kabid, Maria menceritakan bahwa teman gurunya yang ijazah SMA dan kuliah S1 sama-sama seangkatan, sama-sama PPG, tapi masuk seleksi PPPK.
“Saya bertemu dengan Kabid. Saya ceritakan semuanya. Tapi bapak Kadis menyarankan saya untuk ikut daftar di seleksi PPPK tahap kedua,” cerita Maria.
Merasa belum puas dengan jawaban Alfred, Maria mencoba langsung ke BKD dan bertemu dengan Kepala BKD untuk menyampaikan masalah yang dia hadapi.
“Bapak Kadis langsung cek nama yang dikirim dari operator sekolah ternyata nama saya tidak ada. Hanya empat orang yang masuk, yakni dua guru, satu tata usaha, dan satu operator. Padahal operator kirim itu, nama saya pertama, ternyata saya cek tidak ada,” kata Maria.
“Bapak Kadis bilang, ibu maaf saya tidak bisa bantu karena data ini kami terima dari sekolah,” ujar Maria.
Saat klarifikasi di Dinas Pendidikan, Bernadus berkelit. Dia memberikan pernyataan yang berbeda dengan yang disampaikan ke Maria.
Kata Bernadus, dirinya yang mengetik nama-nama para guru non ASN, kemudian diserahkan ke kepala sekolah untuk ditinjau kembali. Selanjutnya diserahkan ke dinas.
Data tersebut, kata dia, kemudian disalin ke dalam flashdisk lalu diberikan kepada Maria dan temannya untuk diantar ke Dinas PKO Sikka.
“Mana yang benar ni?” tanya Maria dengan nada kesal, karena kesaksian Bernadus berbeda dengan yang dikatakan sebelumnya.
Perbedaan penjelasan inilah yang membuat Maria menaruh curiga terhadap Bernadus sehingga namanya tidak muncul di database.
Sempat Ikut Seleksi PPK 2023
Maria mengaku, semua persyaratan sudah terpenuhi, bahkan sudah memiliki sertifikat pendidikan, Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK), dan sudah terdata di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) karena sebelumnya pada tahun 2023 ia pernah mengikuti tes PPPK.
“Pada seleksi PPPK tahun 2023, saya mencapai passing grade dengan nilai 524. Namun tidak lulus karena formasi belum tersedia.”
Ketika ingin mendaftar kembali untuk seleksi 2024, Maria justru mendapati namanya tidak terdaftar di sistem BKN.
“Saya merasa ada yang janggal. Saya sudah mengajar selama 16 tahun di sekolah ini, tapi tiba-tiba nama saya tidak muncul lagi di database BKN,” ujarnya dengan nada kecewa.
Alfred Miraflores kepada media menjelaskan, ditemukan bahwa data Maria dalam Dapodik masih terdaftar dengan ijazah terakhir SMA, bukan ijazah Sarjana (S1) yang menjadi syarat untuk mengikuti seleksi PPPK.
Hal ini diduga menjadi penyebab Maria tidak terdaftar di BKN.
Kata Alfred, salah satu syarat mengikuti seleksi PPPK adalah memiliki ijazah minimal S1 Pendidikan dan masa pengabdian minimal dua tahun.
“Kesalahan ini bisa disebabkan oleh verifikasi dan validasi data yang dilakukan operator sekolah,” ujarnya.
Janji Perjuangkan Hak Maria
Kepala Dinas PKO Kabupaten Sikka, Germanus Goleng menegaskan, pihaknya sangat mendukung Maria dalam memperjuangkan nasibnya.
“Kita akan telusuri akar permasalahannya. Kenapa nama Ibu Maria tidak ada dalam data base BKN,” ujarnya.
Germanus berjanji akan mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi Maria, setelah memastikan data yang valid dari BKN.
“Kami akan tetap berjuang dan terus memantau kasus ini. Kami juga memastikan bahwa hak Ibu Maria terpenuhi pada seleksi PPPK tahap kedua,” kata Germanus.
Ia meminta Maria tetap tenang dan bersiap untuk mengikuti seleksi PPPK tahap kedua nanti.
Germanus menekankan kepada operator akan pentingnya akurasi dan kejujuran dalam pengelolaan data pendidikan yang berdampak langsung pada karier guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Moses Noe pada kesempatan itu tidak menanggapi substansi pertemuan. Dia hanya mengungkapkan bahwa Maria adalah keponakannya.
“Dia (Maria) itu keponakan saya, dan saya yang mengurus dia sampai jadi sarjana,” kata Moses sembari meminta maaf kepada pihak Dinas PKO Sikka.