Ende, Ekorantt.com – Manajemen Kopdit Pintu Air Cabang Ende memastikan untuk membuka Tempat Pelayanan (TP) di wilayah Kecamatan Nangapanda.
Tempat pelayanan Nangapanda secara resmi membuka pelayanan perdana pada 1 November 2024.
Ketua Komite Kopdit Pintu Air Cabang Ende, Elfriyani S. Sute mengatakan, pembukaan TP di Nangapanda merupakan langkah positif dari manajemen untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada anggota yang tersebar di sejumlah desa di Nangapanda.
Elfriyani menambahkan, pembukaan TP Nangapanda untuk memenuhi janji yang disampaikannya ketika memberikan sambutan pada acara syukuran pelantikan Anselmus Kaise sebagai anggota DPRD Ende dari daerah pemilihan Nangapanda pada 28 Agustus 2024 lalu.
“Syarat pengembangan sebuah TP mengacu kepada jumlah anggota, jumlah simpanan serta potensi untuk dikembangkan,” katanya kepada Ekora NTT pada Sabtu, 19 Oktober 2024.
Sampai saat ini, kata dia, jumlah anggota di Nangapanda telah mencapai 412 orang. Kemudian, saldo simpanan sebesar Rp832.811.320, simpanan non saham sebesar Rp82.262.483, dan jumlah pinjaman sebesar Rp2.238.100.000.
“Membuka TP Nangapanda setelah kami melakukan kajian bahwa ada potensi besar di sana,” jelas Elfriyani.
Selama ini, anggota yang berasal dari Kecamatan Nangapanda harus mengeluarkan biaya transportasi yang cukup besar bila ke kantor cabang di Kota Ende.
Sebab itu, mulai 1 November 2024 nanti anggota akan mendapat kemudahan.
Ia berharap setelah ada TP maka akan membentuk titik kumpul di sejumlah desa seperti di Oja, Watumite, Malara, Orakeri, Mbesi dan Mboa Poma.
Titik kumpul itu menjadi kekuatan terbentuknya cabang pembantu dan bila makin kuat maka akan membentuk kantor cabang.
Anselmus Namai warga asal Desa Watumite Ketika diminta tanggapannya atas pembukaan TP di Nangapanda mengaku sangat senang. Dengan adanya TP akan mendorong warga supaya makin banyak lagi yang bergabung menjadi anggota Pintu Air.
Apalagi, kata Anselmus, selama ini orang masih enggan untuk masuk menjadi anggota karena biaya untuk bertransaksi di Kota Ende tidak sedikit.
“Bayangkan saja transportasi pakai mobil pulang dan pergi itu sudah 100 ribu rupiah, apalagi kalau pakai ojek lebih besar lagi,” katanya.
Sisi lain menurut Anselmus, kehadiran koperasi tentu saja dapat menghambat perkembangan rentenir yang membungakan uangnya dengan sistem ijon saat petani sedang mencapai puncak musim panen cengkih.
“Masyarakat petani karena membutuhkan dana segera untuk biaya panen terpaksa ambil saja meski dengan bunga yang tinggi,” kata Anselmus.
Senada dengan Anselmus, Paulinus Apsi warga Nanggapana, Desa Tendambepa mengaku senang dengan kehadiran TP di Nangapanda. Sebab, Ketika mereka berjualan di pasar pada hari Senin maka dapat sekaligus berurusan dengan koperasi.