Bima, Ekorantt.com – Layanan santunan solidaritas dukacita (Solduta) menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Desa Timu, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketertarikan ini terjadi usai Manajemen Kopdit Pintu Air Cabang Dompu menyerahkan dana Solduta kepada keluarga almarhum Ridwan yang berlangsung di rumah duka pada Jumat, 25 Oktober 2024. Dana ini diterima secara langsung oleh istri almarhum Ridwan.
Warga yang menyaksikan kejadian itu tertarik untuk menghadiri kegiatan rapat anggota bulanan yang berlangsung di Tempat Pelayanan (TP) Sila, Desa Timu, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima pada Minggu, 27 Oktober 2024.
Ketua Komite Kopdit Pintu Air Cabang Dompu, Nur Laely mengatakan, penyerahan dana santunan Solduta telah menjadi daya tarik tersendiri untuk mempengaruhi orang bergabung menjadi anggota Kopdit Pintu Air.
Hal itu terbukti ketika ada 40 orang datang untuk mengikuti rapat anggota bulanan. Dari total tersebut setidaknya ada 20 orang langsung masuk menjadi anggota. Yang lainnya berjanji untuk segera masuk menjadi anggota Kopdit Pintu Air dalam waktu dekat.
“Mereka sangat terkesan dengan Kopdit Pintu Air, karena ketika mengetahui ada anggota yang meninggal dalam waktu singkat staf manajemen datang ke rumah duka dan menyerahkan santunan kepada ahli waris, tidak menunggu waktu lama,” ujar Nur.
Ia menambahkan, pertumbuhan jumlah anggota di tempat pelayanan Sila terus mengalami peningkatan. Saat ini jumlah anggota hampir menyentuh angka 1.000 orang. Padahal TP Sila baru satu bulan selesai diresmikan.
Menurut Nur, perkembangan yang menggembirakan itu tentu terjadi berkat kerja keras pengurus komite dan manajemen yang tiada henti melakukan sosialisasi di titik kumpul, kelompok, dan unit pelayanan.
Perkembangan jumlah simpanan dan pinjaman juga bertumbuh secara positif. Berbagai produk layanan yang sangat memanjakan anggota dengan berbagai keuntungan yang bakal didapat melalui pelayanan yang cepat.
Nur mengatakan, jumlah simpanan menjelang akhir bulan Oktober mencapai Rp1 miliar lebih dan pinjaman tercatat Rp2 miliar lebih.
Menjawab terkait kewaspadaan pinjaman lalai, Nur mengatakan hal tersebut menjadi perhatian serius. Sebab kredit lalai menjadi momok menakutkan yang butuh kerja keras manajemen untuk memberikan kesadaran literasi keuangan.