Maumere, Ekorntt.com – Universitas Nusa Nipa (Unipa) menyediakan fasilitas pusat kuliner tersendiri yang berlokasi di dalam lingkungan kampus. Kehadirannya memanjakan para mahasiswa untuk mendapatkan makanan dan minuman dengan harga yang ‘ramah kantong’.
Warung Baku Dapa yang dikelola oleh Freni Margaretha Tilaar, berada di antara deretan warung-warung lain setiap hari menyediakan berbagai jenis menu makanan dan minuman bagi para pengunjung.
Tampak di bagian depan warung tertempel spanduk berisi daftar menu bagi pengunjung. Ada nasi ayam KFC, nasi ayam geprek, kuah asam, cumi asam manis, spaghetti, mi, jus buah, pop ice. Harga minuman dan makanan berkisar Rp5 ribu hingga Rp15 ribu.
Freni, kepada Ekora NTT pada pertengahan Oktober lalu, menuturkan bahwa dari sekian macam menu yang ditawarkan, nasi ayam geprek paling banyak diburu para pengunjung.
“Nasi ayam geprek jadi favorit di sini. Mahasiswa banyak yang senang dengan menu ayam geprek,” kata Freni.
Hal itu bukan berarti menu yang lain tidak digandrungi pengunjung, kata Freni. Namun, nasi ayam geprek sudah familiar di lidah para pengunjung.
Sisilia Jaru, mahasiswa prodi komunikasi Unipa, kerap menyantap nasi ayam geprek di Warung Baku Dapa sekadar untuk mengganjal lapar di siang hari.
Selain karena menunya enak, kata Sisilia, harga nasi ayam geprek terbilang murah, hanya Rp10 ribu per porsi.
“Kalau saya kuliah sampai sore, biasa makan ayam geprek. Harganya pas,” kata Sisilia.
Freni tidak punya alasan khusus menjadikan nasi ayam geprek sebagai menu andalan di warungnya
“Hanya waktu itu, kantin lain juga sudah buka, jadi kami ingin mencoba terobosan dengan menu baru yang berbeda dari yang lain,” kata Freni.
Freni berpikir untuk menyiapkan menu yang sesuai dengan kondisi keuangan mahasiswa: murah dan enak. Jadilah menu ayam geprek masuk dalam daftar menu di Warung Baku Dapa.
Dia tak menduga, menu yang ia racik itu akan mendapat sambutan yang luar biasa dari pengunjung.
Dari Usaha Salon ke Warung
Freni mulai membuka Warung Baku Dapa pada Maret 2019. Sebelumnya, ia sempat membuka usaha salon, namun terpaksa berhenti karena alasannya yang tidak ia kemukakan.
“Saya juga sempat buka katering di rumah sebelum akhirnya mendapatkan izin dari pihak kampus untuk membuka kedai di sini,” kata Freni.
Selain nasi ayam geprek, Warung Baku Dapa menyajikan berbagai hidangan lain seperti kuah asam, cumi, serta berbagai minuman segar seperti jus mangga, sirsak, melon, nanas, dan buah naga. Bahkan, Freni dan timnya kerap membuat menu tambahan sesuai permintaan pengunjung.
Modal awal untuk membuka kedai ini mencapai Rp20 juta, dan kini usaha tersebut mampu menghasilkan keuntungan yang signifikan. Dengan pengeluaran harian sekitar Rp700 ribu, Freni bisa meraup pendapatan dengan angka yang “lumayan.”
“Saya pastikan untuk buat pengunjung nyaman dengan menu yang ada. Pelanggan yang puas akan bercerita kepada teman-temannya. Dari situ, semakin banyak yang datang ke sini,” tuturnya.
Jurnalis Warga: Ensy Oktaviana