Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, 10 Orang Tewas Hingga Rumah Terbakar

Para korban ini, kata Fredy, berasal dua desa yakni Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang dan Desa Dulipali, Kecamatan Ilebura.

Larantuka, Ekorantt.com – Gunung Lewotobi Laki-laki meletus pada Senin dini hari, 4 November 2024. Abu vulkanik, kerikil dan batu api dilontarkan sejauh radius 6 kilometer

Suasana yang semula normal berubah menjadi mencekam. Warga lari berhamburan untuk menyelamatkan diri. Mereka mencari tempat yang aman agar terhindar dari bahaya letusan yang tak terkira sebelumnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Fredy Moat Aeng, mengatakan ada 10 korban yang tewas dampak dari erupsi Lewotobi. Sembilan korban orang dewasa dan satu korban anak-anak.

Para korban ini, kata Fredy, berasal dua desa yakni Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang dan Desa Dulipali, Kecamatan Ilebura.

Tak terhitung pula warga yang mengalami luka-luka akibat dihujani batu api.

Selain itu, sejumlah rumah warga ikut terbakar dan sejumlah fasilitas umum seperti sekolah ikut terkena dampak dalam bencana ini.

Pemerintah sendiri telah mengevakuasi warga ke Desa Bokang, Desa Lewolaga, dan Desa Konga.

Sementara itu, menurut catatan Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki, tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki sudah berada pada Status Level IV (Awas)

Mengacu pada status ini, masyarakat di sekitar gunung dan wisatawan dilarang untuk melakukan aktivitas apapun dalam radius 3.5 kilomter dari pusat erupsi, serta sektoral 4 kilometer pada arah utara-timur laut dan 5 kilometer pada sektor timur laut.

Masyarakat juga diminta tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah setempat, serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya.

Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki mesti mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki pun memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

Pemerintah Daerah diminta untuk senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi, Badan Geologi di Bandung.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Lewotobi Laki-laki.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA