Kapal Pesiar Kembali Sandar di Maumere, Wisatawan Kunjungi Sanggar Budaya Bliran Sina

Kapal MV LESOLEAL sebelumnya berlayar dari Pelabuhan Labuan Bajo, dan akan melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Kalabahi.

Maumere, Ekorantt.com – Kapal pesiar berbendera Perancis MV LE SOLEAL kembali sandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, pada Senin, 4 November 2024. Kapal ini membawa 158 wisatawan dan 156 orang awak kapal.

Kapal MV LESOLEAL sebelumnya berlayar dari Pelabuhan Labuan Bajo, dan akan melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Kalabahi.

Kedatangan kapal ini disambut unsur maritim, terdiri dari, Pelindo, KSOP Lorens Say Maumere, Pelni Maumere, aparat keamanan dan KKP.

General Manajer (GM) PT Pelindo Regional 3 Maumere, Angga Adi Prebawa mengatakan, sebelum turun dari kapal, tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka dan Kantor Imigrasi Kelas II TPI Maumere melakukan pemeriksaan penumpang dan awak kapal.

“Para penumpang dan kru kapal diperiksa kesehatannya oleh tenaga medis. Sementara untuk pemeriksaan keimigrasian dilakukan oleh petugas kantor Imigrasi,” ujarnya kepada Ekora NTT di Maumere, Rabu, 6 November 2024.

Angga menjelaskan, para wisatawan itu berkunjung ke objek wisata budaya Kampung Watublapi, Kecamatan Hewokloang dan Kampung Dokar, Kecamatan Bola.

“Mereka menyaksikan proses tenun ikat dan tarian serta pameran-pameran produk kerajinan dan ekonomi kreatif pelaku UMKM kabupaten Sikka. Mereka dibantu agen travel dari Maumere,” kata dia.

Angga menyebut, kapal pesiar wisatawan mancanegara sudah enam kali di tahun 2024 bersandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere.

Dalam waktu dekat akan ada lagi kapal pesiar yang sandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, dan mengunjungi beberapa objek wisata di Kabupaten Sikka.

“Dengan banyaknya kunjungan kapal pesiar akan berdampak positif bagi perekonomian di Sikka. Saat kapal bersandar akan muncul nilai ekonomi bagi masyarakat Sikka,” ujar Angga.

Kata Angga, Pelindo akan terus menggenjot pengembangan sektor pariwisata di kabupaten Sikka.

“Kita mengembangkan pelabuhan Lorens Say Maumere sebagai pintu gerbang perekonomian dan wisata mancanegara,” ujarnya.

Angga mengatakan, sebelum kedatangan kapal pesiar, pihaknya rapat bersama Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka, Ferdinand Evensius Edomeko.

“Beliau juga siap mendukung terkait kegiatan-kegiatan promosi yang sudah dilakukan termasuk  kedatangan kapal asing dan juga kegiatan pariwisata ke depannya sehingga menarik minat dari turis mancanegara bisa datang ke Sikka,” ujarnya.

Angga menambahkan, pihaknya akan berupaya agar kunjungan wisatawan mancanegara tidak hanya di dua objek wisata, tapi juga objek wisata lainnya di Kabupaten Sikka.

“Kita akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata Sikka dan juga pihak-pihak terkait yang bergerak di bidang pariwisata,” pungkasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka, Ferdinand Evensius Edomeko mengatakan, pemerintah menyambut baik kehadiran kapal pesiar yang membawa wisatawan mancanegara.

Selain promosi pariwisata, kata dia, kunjungan wisatawan mancanegara juga diharapkan dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan UMKM Kabupaten Sikka.

“Sebab produk-produk kerajinan pelaku UMKM ini dijual, nantinya dibawa sampai ke negara asal mereka, dan di sana mereka memotivasi orang-orang di sekitarnya untuk bisa datang berkunjung ke sini,” ujarnya.

Oleh sebab itu, sambung Even Edomeko, pemerintah siap melayani dan bekerja sama dengan pihak agen, serta stakeholder untuk membangun pertumbuhan pariwisata di Kabupaten Sikka.

“Dengan harapan terciptanya pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat,” ujarnya.

Even Edomeko menambahkan, objek wisata budaya yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan di Kabupaten Sikka ada tiga, yakni, Sanggar budaya Bliransina Watublapi, Doka Tawa Tana Desa Wisata Umauta, dan sanggar budaya Nilo Watubuan Liangawo Desa Aibura.

Menurut dia, ketiga objek wisata budaya ini sangat diminati oleh wisatawan Eropa, karena mereka sangat gemar budaya.

“Selama kunjungan wisatawan di tiga objek wisata itu, saya turun mendampingi dan menyaksikan langsung, dan kita amati ternyata orang Eropa sangat menikmati sejarah dan budaya kita,” ujarnya.

“Wisatawan Eropa juga sangat menikmati tarian dan makanan lokal kita. Kalau untuk tenun ikat dan produk-produk kerajinan itu sebagai suvenir untuk mereka bawa pulang ke negara asal mereka,” pungkasnya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA