Ruteng, Ekorantt.com – Forum Anak Kabupaten Manggarai (Fakam) menggalang bantuan untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.
Kegiatan yang melibatkan 30 anak Fakam ini menggalang dana di sekitar Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai pada Minggu, 10 November 2024. Mereka berdiri di perempatan lampu merah, pertokoan, swalayan dan pasar Inpres Ruteng meminta belas Kasihan orang-orang.
Ketua Fakam, Marie Anne Febrianti mengatakan, aksi kemanusiaan itu lahir dari rasa kepedulian terhadap korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, terutama anak-anak.
Berdasarkan data Pusdalops BNPB, kata dia, tercatat setidaknya korban terdampak mencapai 10.295 orang termasuk anak-anak.
Marie mengaku kegiatan ini merupakan bentuk solidaritas dari Fakam untuk sesama anak korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Penggalangan bantuan dengan tema “Children Support Children” itu dilakukan sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa senasib, sepenanggungan sesama anak, serta membangun kesadaran atas situasi anak yang terjadi di sekitarnya.
Siswi SMAN 1 Langke Rembong itu menambahkan, korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur berdampak besar bagi kehidupan seperti banyak rumah yang hancur, timbulnya korban jiwa, serta kerusakan fasilitas pelayanan publik, fasilitas kesehatan dan anak-anak tinggal di tempat pengungsian sehingga tidak dapat bermain dan belajar dengan aman dan baik.
“Dengan anak memulai kegiatan ini hendaknya semakin banyak anak dan orang tua terpanggil untuk membantu para korban erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur,” kata Marie dalam keterangan yang diterima awak media, Rabu, 13 November 2024.
Hingga Minggu, 10 November 2024, Gunung Lewotobi Laki-laki masih terus mengeluarkan letusan.
Warga pun diminta untuk segera mengungsi demi mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Bahkan pihak berwenang diterjunkan untuk mengevakuasi warga yang tak mau mengungsi.
Namun dilaporkan sulitnya akses kendaraan membuat proses evakuasi sulit dilakukan.
Zona darurat dari Gunung Lewotobi Laki-laki diperluas menjadi 9 kilometer. Warga dilarang melintasi zona tersebut.
Letusan pertama bulan ini terjadi pada 3 November 2024 pukul 23.57 Wita.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan statusnya dari siaga ke awas level tertinggi. Ribuan warga terpaksa harus mengungsi.
Data yang dihimpun, sebanyak 14 desa terdampak erupsi dengan jumlah jiwa 10.295.
Sepuluh orang warga tewas, termasuk satu keluarga dengan anggota enam orang. Mereka tertindih reruntuhan bangunan. Salah satu korban adalah Suster Nikoline Padjo, SSpS, seorang biarawati Katolik.