Gemuruh Gunung Lewotobi Terdengar Hingga Ratusan Kilometer, Ahli Geologi Bicara Penyebabnya, Jangan Percaya Hoaks

Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak mudah percaya terhadap isu-isu yang tidak jelas sumbernya alias hoaks.

Maumere, Ekorantt.com – Sekitar 17 kilometer dari Gunung Lewotobi Laki-laki, suara gemuruh itu semula terdengar begitu jauh oleh Mia Margaretha, warga Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.

Namun semakin lama, suara gemuruh itu terasa semakin dekat seperti hendak jatuh menimpa kepala.

Rabu malam, 12 November 2024, suara gemuruh muncul-hilang dan berlangsung berulang kali terasa sangat kuat. Tembok-tembok rumah, kata Mia, seakan mau roboh. Tak ada tempat yang nyaman berlindung. Warga di daerah perbatasan Sikka-Flores Timur itu mengira akan muncul gempa bumi yang dahsyat.

Getaran sangat kuat diikuti dengan suara gemuruh membuat panik warga. Mereka berhamburan keluar dari dalam rumah menuju jalan raya Trans Flores, Maumere-Larantuka.

“Gemuruh sepanjang hari kemarin. Berhenti muncul lagi. Tadi malam suara gemuruh itu terasa sangat dekat, seperti suara pesawat yang mau jatuh di atas kepala. Kami semua panik sekali,” kisah Mia kepada Ekora NTT, Rabu, 13 November 2024.

Saat keadaan mencekam, seluruh warga mendesak direlokasi jauh dari kampung ke arah lokasi yang nyaman.

Kejadian yang sama dialami warga Timutawa. Mereka berjalan kaki dari kampungnya menuju Jalan Trans Flores, menanti ada aparat yang datang mengevakuasi. Evakuasi akhirnya berhasil dilaksanakan pada Rabu dini hari menuju Kantor Camat Waigete.

“Kami telepon berulang kali supaya kami segera diangkut ke lokasi yang nyaman. Kami semua panik dengan suara gemuruh yang sangat menakutkan itu. Kami tidak tidur sampai ada evakuasi,” kenang Mia.

Dia mengatakan, warga telah meninggalkan kampung halaman, sebagian berada di penampungan pengungsi dan sebagian lagi ke rumah-rumah keluarga.

“Kalau di Boganatar, hanya pemilik rumah yang punya kendaraan yang masih pergi pulang melihat keadaan rumah mereka. Sedangkan warga yang tidak punya kendaraan berada di penampungan pengungsi,” katanya lagi.

Warga Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Rabu padi 13 November 2024 berjaga-jaga di teras rumah menyusul suara gemuruh Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT (Foto: Faidin/Ekora NTT).

Terdengar Hingga Ratusan Kilometer

Deru gemuruh aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT terdengar hingga ke wilayah Maumere, Kabupaten Sikka, bahkan wilayah utara Kabupaten Ende yang jaraknya hingga ke ratusan kilometer dari pusat gunung. Hal itu bikin panik warga yang khawatir akan muncul bahaya yang lebih besar.

Sejak Selasa malam, tersiar informasi bahwa aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki meningkat dari sepekan yang lalu. Laporan Kementerian ESDM-Badan Geologi-Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melarang aktivitas warga dalam radius berbahaya.

Petugas Pos PGA Lewotobi Laki-laki telah melakukan evakuasi mandiri karena terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.

Faidin, warga Desa Nangahale, Kecamatan Talibura menuturkan sejak mendengar suara gemuruh, kebanyakan warga di desanya berjaga-jaga di rumahnya masing-masing.

Warga, kata Faidin, sempat keluar rumah khawatir muncul bahaya ketika pertama kali mendengar suara gemuruh.

“Suaranya terdengar seperti mau hujan, tapi tidak turun hujan juga. Sampai pagi ini masih terus terdengar suara gemuruh,” ujar Faidin.

Sampai Rabu pagi, kebanyakan warga Desa Nangahale berada di rumah. Sebab suara gemuruh dari Gunung Lewotobi Laki-laki masih terus berlangsung.

Kejadian serupa diceritakan oleh La Ancol, warga Pulau Kojadoi, Kecamatan Alok Timur. Ia dan keluarganya tidak bisa tidur dengan tenang hingga pagi hari.

“Suara gemuruh kita dengar jelas sekali. Kita takut sekali sampai tidak bisa tidur,” kata La Ancol.

Dia menambahkan, semenjak erupsi besar pada pekan lalu, wilayah Kojadoi terus dihujani abu vulkanik. Atap rumah warga ditutupi abu-abu yang cukup tebal.

“Kami juga sempat bersih panen surya yang tertutup abu. Kalau tidak listrik bisa tidak menyala,” kata La Ancol.

Kepala Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Petrus Muda yang kini berada di pos pengungsian menuturkan, terjadi getaran sangat kuat di pos pengungsian yang jaraknya belasan kilometer dengan pusat erupsi.

Sumber getaran dari Gunung Lewotobi Laki-laki, kata Petrus, membuat panik pengungsi. Mereka keluar dari tenda-tenda pengungsian memandang ke arah gunung menyaksikan aliran lava pijar hampir di sekeliling gunung.

“Baru kali ini kami rasakan getaran yang sangat keras dan suara gemuruh yang terasa sampai di Maumere, padahal jaraknya puluhan kilometer,” imbuh Petrus Muda.

Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, 10 Orang Tewas Hingga Rumah Terbakar
Tampak Gunung Lewotobi Laki-laki (Foto: HO)

Kenapa Ada Gemuruh?

Akademisi Universitas Nusa Cendana, Hamza H. Wulakada mengatakan suara gemuruh merupakan bagian yang tak terpisahkan dari erupsi gunung berapi.

Akumulasi magma yang mengandung gas dan material vulkanik pada suhu dan tekanan tinggi akan mencari jalan keluarnya. Saat gas terperangkap dalam magma dan mencapai titik tertentu maka akan terlepas dan magma bergerak ke atas hingga terjadilah erupsi, jelas Hamza.

“Mungkin saja telah terjadi retakan atau patahan geologi seperti pergerakan lempeng bumi hingga pelemahan struktur kerak bumi maka magma akan semakin mudah mencapai permukaan,” jelas Hamza.

Tapi kondisi demikian biasa disertai guncangan, semacam gempa kecil yang mendahuluinya. Ini sepertinya tidak terjadi dalam fenomena Lewotobi Laki-Laki, meski kemungkinan kecil akibat interaksi dengan air.

Dalam sistem hidrotermal, bila magma mendekati sumber air, penguapan cepat terjadi menciptakan tekanan yang terus memicu erupsi, bahkan ledakan uap yang sangat kuat mendorong magma ke atas. Kondisi ini terjadi kala air bersentuhan dengan magma.

Di Flores terdapat banyak sumber air panas di permukaan, bisa saja ini akan terakumulasi dan terjadi kontraksi dari dalam perut bumi. Atau bisa saja terjadi perubahan tekanan tektonik, entah karena pergerakan lempeng bumi atau bahkan terjadi transformasi energi.

“Tapi dugaan saya itu jauh, karena indikasi guncangan pengantar tidak terdeteksi. Realitas beberapa gunung di Flores ini yang aktif masih terjadi letupan-letupan kecil. Beberapa pekan ke belakang semakin tinggi aktivitasnya. Nanti perlahan akan redup, tetapi ke depan berpotensi semakin ekstrem,” jelasnya.

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Penda NTT, Herry Zadrak Kotta menjelaskan bahwa suara gemuruh saat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki kemungkinan karena adanya tekanan magma yang besar, selain turbulensi dan gesekan gas panas yang melaju ke atas melalui saluran dan keluar melalui ventilasi vulkanik.

Tekanan magma yang cukup besar, kata Herry Kotta, biasanya dinyatakan dengan Indeks Ledakan Vulkanik (VEI) yaitu skala logaritmik untuk mengukur letusan gunung berapi. Magma naik ke permukaan membuat material-material yang berada di puncak gunung menjadi tidak stabil sehingga terjatuh.

“Karena tidak stabil, material tersebut runtuh atau terjatuh ke dalam saluran ventilasi magma yang melaju ke atas dengan tekanan yang tinggi, sehingga menimbulkan suara gemuruh,” jelas Herry Kotta kepada Ekora NTT, Rabu, 13 November 2024.

Alasan lain terjadinya suara gemuruh, kata Herry Kotta, adalah turbulensi dan gesekan gas panas yang melaju ke atas melalui saluran dan keluar melalui ventilasi vulkanik. Gas panas ini mengandung fragmen magma, abu, dan partikel lain yang bergerak dengan keras melalui dinding bagian dalam saluran ventilasi.

Kata Herry Kotta, para ilmuwan telah mengukur sinyal infrasonik frekuensi rendah (di bawah 20 Hz) yang diciptakan oleh jet gas ini dan ketika dipercepat ke jangkauan pendengaran manusia, sinyal ini terdengar sangat mirip dengan distribusi frekuensi suara yang berasal dari jet jumbo Boeing 747.

Sinyal akustik pita frekuensi lebar yang impulsif ini adalah amplitudo tertinggi atau suara paling keras yang dihasilkan oleh gunung berapi, jelas Herry Kotta.

Suara gemuruh ini, demikian Herry Kotta, bukan pertanda terjadi letusan yang lebih dahsyat. Sebab, letusan dahsyat akan terjadi apabila kepundannya tersumbat oleh magma yang kental. Selagi masih ada leleran lava dan lontaran lava pijar mengindikasikan kepundaan tidak tersumbat dan magmanya encer.

Pengajar Teknik Pertambangan Undana Kupang ini mengajak masyarakat mematuhi perintah evakuasi dari BPBD dan BMKG. Saat ini radius yang aman adalah 9 kilometer untuk sisi barat dan sisi barat laut.

“Masyarakat harus patuh, tanpa kompromi mengikuti informasi yang disampaikan oleh BPBD dan BMKG. Hindari berita-berita yang sumbernya tidak jelas (hoaks),” saran Herry Kotta.

Jangan Percaya Hoaks

Dengan meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki, Penjabat Bupati Sikka, Alfin Parera meminta masyarakat tetap tenang dan tidak mudah percaya terhadap isu-isu yang tidak jelas sumbernya alias hoaks.

Masyarakat dianjurkan memakai masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi diri dari bahaya abu vulkanik terhadap sistem pernapasan.

Pemerintah, kata dia, akan terus berkoordinasi dengan pos pengamatan gunung berapi guna memberikan informasi yang akurat tentang status gunung berapi kepada masyarakat.

[UPDATE] – BNPB Siapkan Tenda Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki untuk Kaum Rentan
Posko Pengungsi Konga dan Lewolaga, Flores Timur pada Rabu, 13 November 2024 (Foto: BNPB)
Data Pengungsi

Menukil data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 12 November 2024, jumlah pengungsi erupsi Lewotobi mencapai 13.116 jiwa. Mereka mengungsi di delapan titik pengungsian.

BNPB merinci pengungsi di Kecamatan Titehena sebanyak 6.826 jiwa, Wulanggitang 1.500 jiwa, Ilebura 126 jiwa, Demon Pagong 309 jiwa, Larantuka 716 jiwa, Ile Mandiri dan Lewolema 177 Jiwa, Pulau Adonara 41 jiwa, dan Kabupaten Sikka 3.421 jiwa.

Khusus Kabupaten Sikka, Tim SAR Gabungan telah mengevakuasi warga lima desa yang terkena dampak menuju posko di Kecamatan Waigete. Warga lima desa itu yakni Desa Kringa, Timutawa, Ojan, Udekduen, dan Hikong.

Penjabat Kepala Desa Kringa, Wahyu Sihombing mengatakan, sebagian warga telah dievakuasi, baik secara mandiri maupun oleh pemerintah. Sebagiannya lagi belum mau dievakuasi dengan alasan menjaga rumah dan ternak.

“Kita harus terus memberikan edukasi kepada mereka bahwa evakuasi yang dilakukan oleh Pemda ini untuk memberikan perlindungan karena erupsi Lewotobi semakin meningkat,” kata dia.

“Bagi warga yang belum mau dievakuasi tentu mereka sangat membutuhkan sembako, karena sebagian pertanian dan perkebunan mereka terdampak,” pungkas Wahyu.


Penulis: Eginius Moa & Petrus Popi

spot_img
TERKINI
BACA JUGA