Maumere, Ekorantt.com – Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Penda NTT, Herry Zadrak Kotta mengingatkan adanya potensi bahaya baru dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT.
Musibah bencana di Desa Nelelamadiken, Kecamatan Ile Boleng, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur pada 4 April 2021 lalu menjadi refleksi bersama.
Menurutnya, letusan gunung api mungkin berakhir satu sampai dua minggu ke depan, namun masyarakat jangan terlena akan potensi bahaya terjangan lahar dingin yang sangat mengerikan.
“Tolong sampaikan tentang bahaya lahar dingin karena kita segera memasuki musim hujan. Kita harapkan hujan turun terukur agar bisa menghilangkan debu yang ada,” kata Herry, kepada Ekora NTT, Kamis, 14 November 2024.
Herry menyebutnya sebagai the second danger yaitu terjangan lahar dingin yang jangkauannya dapat mencapai puluhan kilometer dari puncak gunung dengan daya rusak yang sangat tinggi.
Karena itu, masyarakat yang tinggal di alur-laur dari lereng Lewotobi harus mewaspadai munculnya terjangan lahar dingin.
“Musibah banjir lahar dingin menerjang Nelelamadikenra menewaskan banyak korban harus menjadi perhatian bersama,” kata Herry.
Dia mengajak masyarakat menghindari alur-alur atau lembah di sekitar gunung atau daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-laki.
Kata Herry, material hasil letusan gunung terdiri dari bongkahan batu berukuran besar, kecil, dan pasir menumpuk di puncak belum terkonsolidasi. Material ini akan mudah bergerak dengan kecepatan 60-80 kilometer per jam, mengikuti lembah sungai yang berhulu di puncak gunung.
Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki pada Minggu malam atau Senin dini hari 4 November menewaskan sembilan orang, merusak ratusan rumah warga, fasilitas umum, tanaman pertanian, dan memaksa 13 ribu jiwa di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka mengungsi.
Penulis: Eginius Moa