Jembatan Penghubung Dua Desa di Sikka Ambruk, Lalu Lintas Terhambat

Jalur yang semula menjadi andalan untuk lalu lintas warga Desa Munerana dan Desa Wolomopa, kini tak bisa dilewati sepeda motor dan mobil.

Maumere, Ekorantt.com – Warga Dusun Bulabutu, Desa Munerana di Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka paling merasakan kesulitan akses pasca-ambruknya jembatan penghubung (crossway) di Bulatubu akibat banjir pada Kamis, 5 Desember 2024.

Pejabat Kepala Desa Munerana, Lorens Lilo, menjelaskan crossway hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki karena sebagian besar badan jembatan telah dibawa banjir. Jalur yang semula menjadi andalan untuk lalu lintas warga Desa Munerana dan Desa Wolomopa, kini tak bisa dilewati sepeda motor dan mobil.

Sejak rusaknya jembatan itu, Lorens mengatakan, warga Dusun Bulabutu yang menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua menempuh jalur jalan dari Desa Waiara di Kecamatan Kewapante menjangkau kampung halaman mereka.

“Kami sudah lapor kepada pemerintah kabupaten, tapi rupanya belum ada utusan yang datang melihat langsung kerusakan jembatan ini. Hanya polisi dan anggota TNI yang sudah datang lihat lokasi,” kata Lorens Lilo kepada Ekora NTT pada Senin, 9 Desember 2024.

Ia mengatakan, crossway yang dibangun pada masa pemerintahan Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo ini telah memberikan kenyamanan kepada warga setempat.

Namun rusaknya crossway mendatangkan penderitaan baru kepada warga di Desa Munerana dan Wolomapa.

Lorens berharap respons cepat pemerintah kabupaten memperbaiki kerusakan jembatan penghubung ini. Dalam beberapa bulan mendatang curah hujan akan lebih tinggi lagi.

Sebelumnya Kasubag Humas Polres Sikka, Jermi Soludale, dalam rilisnya, menyampaikan bahwa anggota Intelkam Polsek Kewapante, Bripka Apriyanto R. Abollanamang memimpin anggota untuk melihat langsung kerusakan crossway pada Jumat, 6 Desember 2024.

Hal itu dilakukan menanggapi laporan warga  tentang ambruknya jembatan penghubung antara Desa Munerana dan Desa Wolomapa, dampak curah hujan yang tinggi sejak tanggal 4 Desember 2024. Akses jalan warga dua desa tersebut tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

Jembatan putus karena drainase atau lubang pembuangan jalur air tersumbat pasir dan tanah. Banjir meluap sampai melewati badan jalan dan saluran drainasenya jebol dan putus dibawa aliran air yang deras.


Penulis: Eugenius Moa

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA