Maumere, Ekorantt.com – Listrik milik Perusahan Listrik Negara (PLN) di wilayah Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, NTT, selama bertahun-tahun sering padam.
Warga Desa Watukrus Bola, Vinsensius Ferrer mengaku, listrik sering padam ini hampir setiap hari terjadi selama bertahun-tahun.
Bahkan pemadaman listrik terjadi berjam-jam dalam satu hari. Padahal, kata dia, cuaca baik-baik saja dan tidak ada hujan di wilayah Kecamatan Bola.
“Sudah bertahun-tahun listrik sering padam. Mau cuaca cerah ataupun hujan listrik sering padam,” ujar Fery yang biasa disapa dengan nada geram.
Ia menyebut, listrik padam tidak hanya terjadi di Desa Bola, namun juga di desa tetangga di wilayah Kecamatan Bola.
“Kalau sudah mati lampu, susah untuk beraktivitas. Apalagi berjam-jam, bahkan seharian,” ungkap Fery.
“Sering padam malam hari. Suasana di dalam rumah tampak gelap gulita. Kita nyalakan lilin sehingga dapat cahaya remang-remang untuk menerangi ruangan di dalam rumah,” tambahnya.
Ferry mengusulkan, jaringan listrik dari Kewapante-Bola dipindahkan melalui jalur Waipare-Bola sehingga pelayanan kepada pelanggan tidak terganggu.
Camat Bola, Yohanes Impirinus mengatakan, pihaknya sudah jauh hari menyurati PLN. Bahkan setiap kegiatan Musrembang dan kunjungan DPRD, masalah listrik ini selalu disampaikan.
“Namun belum juga ada solusi, dan sekarang listrik masih sering padam,” ujarnya.
Menurut Impirinus, sering padam listrik juga berdampak pada aktivitas warga, sekolah, dan perkantoran. Selain itu, mengakibatkan banyak barang elektronik yang rusak.
“Misalnya di SMA Negeri Bola, pihak sekolah menyampaikan banyak barang eletronik yang rusak akibat listrik sering mati hidup,” ungkapnya.
Impirinus berharap pihak PLN dapat memperhatikan kualitas pelayanan agar masalah listrik sering padam ini tidak terjadi lagi di wilayahnya.
Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Flores Bagian Timur (FBT), Rully Agus Widanarto, mengakui masalah listrik sering padam di wilayah Kecamatan Bola sudah terjadi sejak lama.
Menurut dia, sering padam listrik di Kecamatan Bola disebabkan oleh faktor alam. Pihaknya sudah memasang konduktor berisolasi untuk mengamankan jaringan listrik dari sentuhan pohon sehingga tidak menimbulkan gangguan.
“Dengan pemasangan itu kita sudah bisa mengurangi volume gangguan di sana, cuman kalau kendalanya pohon yang tumbang dan menimpa jaringan kita, belum bisa sepenuhnya kita antisipasi, karena kondisi kontur tanah dan jenis pohon kemiri yang rawan patah disana,” terangnya.
Rully menambahkan, solusi tercepat untuk mengatasi masalah listrik di Bola diharapkan dukungan masyarakat agar bisa memberikan izin untuk pemotongan pohon milik mereka yang berpotensi rawan tumbang, dan bisa menimpa jaringan PLN.
“Potensi pohon produktif utamanya kemiri, dan bambu cukup banyak,” ujarnya.
Terkait masyarakat menginginkan jaringan listrik dipindahkan dari jalur Waipare-Bola, menurut Rully, kondisinya akan sama, karena banyak pohon produktif milik masyarakat.