Maumere, Ekorantt.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah memasuki hari ketiga dengan melayani sebanyak 2.973 siswa-siswi di tujuh sekolah di Kota Maumere.
Namun, pelaksanaan program tersebut mengalami kendala, terutama di SMA Katolik Frater Maumere yang mengalami keterlambatan pada Senin, 17 Ferbruari 2025, dan tidak terlayani pada hari kedua, Selasa, 18 Februari 2025.
Menanggapi kendala tersebut, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bermitra dengan Yayasan Inang Anselmia Constansia melalui dapur sehat Wairumbia langsung melakukan evaluasi untuk perbaikan layanan guna mencegah terulangnya permasalahan serupa.
Kepala SPPG, Eugenius Djara, menyampaikan permohonan maaf atas gangguan layanan yang terjadi di SMA Katolik Frater Maumere. Ia menjelaskan bahwa keterlambatan terjadi akibat waktu pengantaran yang berdekatan dengan SMP Katolik Frater Maumere, dan jumlah porsi yang cukup besar.
Selain itu, kendala dalam manajemen sumber daya manusia (SDM), dan waktu turut mempengaruhi distribusi.
Sebagai upaya perbaikan, Eugenius menambahkan bahwa pihaknya telah mengambil langkah cepat penambahan SDM dengan menambah tenaga kerja, termasuk tukang masak, petugas persiapan, dan pemorsian makanan.
“Kami berharap dengan penambahan tenaga kerja ini, semua sekolah dapat terlayani dengan baik mulai esok hari,” ujar Eugenius.
Dengan langkah perbaikan ini, SPPG bersama Yayasan Inang Anselmia Constansia berharap program MBG dapat berjalan lancar, sehingga para siswa-siswi menerima manfaat gizi yang memadai sesuai dengan tujuan program.
Sebelumnya, Kepala SMA Katolik Frater Maumere, Frater M. Oswald, mengungkapkan keluhan terkait keterlambatan pengantaran makanan pada hari pertama program MBG.
Makanan yang seharusnya tiba pada pukul 12.20 Wita terlambat hampir dua jam, yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak kebagian makan.
“Siswa kelas 10 yang mestinya sudah pulang, kami tahan untuk menerima makan MBG. Tetapi makan datang terlambat dan kurang. 250 siswa tidak dapat makan dan kami terpaksa pulangkan,” ungkap Oswald.
Keterlambatan ini juga mengharuskan pihak sekolah menghentikan proses pembelajaran selama dua jam, yang berdampak pada kualitas pembelajaran, terutama bagi siswa kelas 12.
“Kalau dari jadwalnya hari ini kita terima, karena kemarin sudah berjalan walaupun makanan kurang,” tambah Oswald.
Lebih lanjut, ia menyatakan, keterlambatan yang terus berlanjut berdampak pada kepercayaan siswa terhadap program MBG.
“SMA ini, kita tahu, paling disiplin. Jam 6.45 siswa sudah masuk. Kalau kita datang dengan seragam baru terlambat, siswa tidak percaya kita,” jelasnya.
Meskipun tidak menolak program MBG, Oswald menyarankan agar program ini dialihkan ke sekolah lain yang siswanya lebih membutuhkan.
“Saya amati para siswa di sini berasal dari keluarga yang mampu menyiapkan makan bagi anak-anak mereka. Sebaiknya program ini dialihkan ke sekolah lain,” tutupnya.
Lakukan Evaluasi, SPPG Maksimalkan Layanan Makan Bergizi Gratis di Sikka
Makanan yang seharusnya tiba pada pukul 12.20 Wita terlambat hampir dua jam, yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak kebagian makan.