Maumere, Ekorantt.com – Normalisasi Kali Mati di Kota Maumere, Kabupaten Sikka menyingkirkan sedimen, segala tanaman, pondok hingga kandang babi.
Area bantaran antara 6-8 meter merupakan lahan milik pemerintah daerah juga harus bebas dari bangunan. Selama belasan hingga puluhan tahun, warga memanfaatkannya tanpa izin kepada pemerintah daerah.
Pada hari Senin dan Selasa, 10-11 Maret 2025, pembersihan dilanjutkan dari arah jembatan di sebelah timur Kantor Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) ke arah selatan hingga jembatan di Jalan Lingkar Luar.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala DLH Sikka, Adeodatus Buang da Cunha pada Selasa, 11 Maret 2025 mengatakan normalisasi kali mati untuk membersihkan sedimen yang terbentuk sejak belasan tahun lalu sehingga menyempitkan aliran banjir.
Sedimen dibawa banjir setiap tahun turut membentuk tanah subur di dalam kali mati dan dimanfaatkan warga sekitar menanam pisang, ubi kayu, jagung dan mendirikan kandang babi dan kambing.
Buang da Cunha menyebut area kali di belakang Gudang Tanjung Raya dan Toko Ambon menjadi sempit karena sedimen yang terbentuk pada setiap musim hujan.
“Normalisasi juga kita siapkan kalau nanti ada kegiatan pembangunan turap atau beronjong di lokasi pinggir kali yang sebagian belum dibangun. Saya dengar ada anggota DPRD Sikka yang mau manfaatkan dana pokir,” kata Buang da Cunha.
Normalisasi kali mati dengan menggusur sedimen, menurut Buang da Cunha, dilakukan bersama pihak luar yang memiliki eksavator. Tanah sedimen digusur menjadi milik pihak luar.
“Kami tidak punya uang sewa eksvator sehari ongkos Rp3 juta. Pemilik eksavator yang menggusur sedimen ambil hasil gusuran, kebetulan mereka membutuhkannya,” ujar Buang da Cunha.
Warga Kelurahan Kabor, Kecamatan Alok, Yohanes Kiang Nunang menilai pembersihan kali mati di jantung kota telah berdampak pada penataan wajah baru Kota Maumere yang lebih bersih.
Dia menyarankan pemerintah untuk bertindak tegas kepada setiap warga yang membuang sampah ke dalam kali.
“Untuk kebutuhan jangka Panjang, akan bagus ditanami pohon-pohon di area yang sudah dibersihkan justru menciptakan kenyamanan baru bagi warga dan kota ini,” saran Yanto, sapaan pendiri Pondok Baca Kampung Kabor, Selasa pagi 11 Maret 2025.
Penulis: Eginius Moa