Bajawa, Ekorantt.com – Sebanyak 63 warga Kampung Nua Olo, Desa Bowaru, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada, NTT terpaksa mengungsi akibat fenomena tanah bergerak.
“Kejadian sudah dua bulan lalu, waktu itu intensitas hujan sangat tinggi,” tutur Sekretaris Desa Bowaru, Hironimus Da’e pada Rabu, 19 Maret 2025 di Bajawa.
Bencana tanah bergerak, kata Hironimus, merusak rumah-rumah warga dan rumah adat setempat.
“Dalam sehari tanah terbelah terus melebar dari 35 sentimeter sekarang sudah mencapai 40 sentimeter. Setiap hari terus bertambah,” ucap dia.
Akibatnya, 16 kepala keluarga harus melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman.
“Kita sedang menunggu informasi lanjutan dari Pemerintah Kabupaten Ngada untuk langkah berikutnya,” jelasnya.
Anggota DPRD Ngada, Florianus Rero berharap perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang mengungsi secara mandiri. Salah satu yang mesti segera ditangani adalah kebutuhan pokok seperti bantuan makanan.
Ia mendorong pemerintah agar bisa mendatangkan ahli untuk mengkaji bencana itu, apakah lokasi bencana masih layak dihuni atau sudah tidak layak untuk ditempati.
“Ini penting sekali supaya bisa ada kepastian apakah tetap tinggal atau harus pindah,” kata Florianus.
Wakil Bupati Ngada, Bernadinus Dhey Ngebu saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan pemerintah telah memantau lokasi bencana itu.
Pemerintah, kata Bernadinus, sedang dalam fase tanggap darurat dengan membantu masyarakat terdampak bencana tanah bergerak tersebut.
“Untuk sementara kita sudah mengirim bantuan tanggap darurat berupa sembako ke lokasi terdampak,” jelasnya.
Bernadinus mengakui bahwa pihaknya telah mengirimkan surat ke Badan Geologi di Bandung agar dapat mendatangkan ahli untuk meneliti di lokasi bencana.