88 Siswa SMAK Regina Pacis Bajawa Lolos SNBP, Berkat Prestasi dan Dukungan Sekolah

Margaretha Skolastika Leke, 17 tahun, salah satu siswa Regina Pacis Bajawa tidak menyangka berhasil lolos pada seleksi SNBP.

Bajawa, Ekorantt.com – Sebanyak 88 siswa Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Regina Pacis Bajawa, Kabupaten Ngada lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

SNBP adalah sistem seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru yang dikelola oleh Badan Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BPPP) yang didirikan Kemendibud Ristek tahun 2022.

Seleksi ini berdasarkan indikasi nilai rapor, prestasi, dan portofolio pendukung dari akademik maupun nonakademik. Keuntungan jalur ini adalah biaya pendidikan lebih hemat mulai dari pendaftaran hingga biaya kuliah disubsidi pemerintah.

Margaretha Skolastika Leke, 17 tahun, salah satu siswa Regina Pacis Bajawa tidak menyangka berhasil lolos pada seleksi SNBP. Ia mengatakan mimpi untuk berkuliah di PTN muncul saat ia masih duduk di kelas XI.

Margaretha mendaftar sebagai mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.

Menurutnya, melalui jalur itu ia memperoleh banyak kemudahan, termasuk kuota bantuan beasiswa.

“Saya ingin membantu mama biar biaya kuliah tidak terlalu mahal,” ujar Margaretha di Bajawa, Jumat, 21 Maret 2025.

Margaretha merupakan anak yatim. Semenjak kehilangan sang ayah, ia khawatir putus sekolah karena tidak ada yang bisa mencari uang untuk biaya pendidikannya.

Sang ibu yang kemudian menjadi tulang punggung keluarga terpaksa merantau ke Malaysia untuk mencari uang demi biaya sekolah Margaretha.

“Mama sudah lama kerja di Malaysia, selama ini kami saling kontak hanya melalui video call,” ujar Margaretha.

Ia mengaku keberhasilan masuk PTN melalui jalur prestasi itu berkat bimbingan wali kelas dan dorongan kepala sekolahnya Hendrianto Emanuel Ndiwa.

“Saya hanya punya komitmen cepat-cepat selesai kuliah dan minta mama berhenti bekerja supaya lekas pulang dan kumpul lagi bersama kami,” kata dia.

Hal senada disampaikan Yohana Kristanti Sue, siswa berusia 18 tahun ini juga berhasil masuk PTN melalui jalur yang sama. Yohana tidak menyangka bisa lolos seleksi.

Bertekad membantu meringankan beban orang tua, ia mulai mencari informasi tentang PTN di media sosial.

“Waktu itu kami juga diinformasikan oleh sekolah bahwa ada pembukaan SNBP, saya kemudian coba dan puji Tuhan lolos,” tutur Yohana.

Sebagai anak petani, Yohana tahu persis keadaan orang tua yang kesulitan membayar uang sekolah. Ia pun bertekad untuk berkuliah di PTN dengan biaya murah.

“Mulai kelas dua, saya berjuang dengan tekun belajar supaya dapat beasiswa dan berkuliah di Undana Kupang,” kata dia.

Usai pulang sekolah, ia selalu menyisihkan waktu untuk belajar sembari membantu orang tua yang bekerja sebagai petani.

Berbeda dengan Bernadinus Eo Feto, 18 tahun, siswa yang pernah memperkuat PSN pada Soeratin Cup di Ende ini lulus masuk ke PTN melalui jalur prestasi dan berkat sertifikatnya sebagai pemain bola.

“Saya lulus juga di Undana Kupang, Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR),” ujarnya.

Menurutnya, mimpi untuk menjadi guru olahraga profesional sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Sejalan Misi Sekolah

Kepala SMAK Regina Pacis Bajawa Hendrianto Emanuel Ndiwa mengapresiasi prestasi yang diraih para siswanya itu.

Ia menjelaskan seleksi SNBP menerapkan beberapa persyaratan, salah satunya prestasi dan penghargaan yang pernah diraih peserta didik.

“Penghargaan itu bisa olahraga, seni, dan lain-lain,” jelasnya.

Menurutnya, visi sekolah yakni menjadikan komunitas bermutu dan humanis dalam pelayanan, di mana sekolah berkewajiban memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh siswa termasuk siswa kurang mampu.

“Sekolah harus hadir mengubah masa depan mereka melalui jalur pendidikan,” tambahnya.

Hendrianto mengatakan salah satu yang selalu ia tekan ke para guru untuk selalu mencari peluang beasiswa demi membantu para siswa, khususnya dari orang tua tidak mampu.

Ia meyakini cara itu dapat membantu para siswa dari keluarga kurang mampu meraih masa depan yang lebih baik.

“Saya berterima kasih, karena wali kelas di sini adalah wali kelas terbaik. Mereka adalah orang tua para siswa yang paling dekat ketika ada di sekolah,” tutupnya.

TERKINI
BACA JUGA