Bajawa, Ekorantt.com – Bupati Ngada Raymundus Bena dan Wakil Bupati Bernadinus Dhey Ngebu terlibat dalam aksi puasa pengerjaan jalan provinsi di pantai utara Flores, tepatnya di Desa Tadho Barat, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada pada Jumat, 4 April 2025.
Keduanya hadir memenuhi undangan umat Katolik Stasi Riung. Umat setempat prihatin dengan kondisi jalan yang semakin memburuk dari waktu ke waktu.
“Dalam kesempatan itu kita juga ingin melihat langsung kondisi ruas jalan rusak, sehingga ke depan bisa dilakukan perbaikan,” ujar Raymundus.
Pemerintah Kabupaten Ngada menurunkan satu alat berat untuk membantu mempercepat perbaikan jalan berlubang menuju Kelurahan Benteng Tengah.
Wakil Bupati Bernardinus ikut memantau kondisi jalan sepanjang 5 kilometer di ibu kota Kecamatan Riung dengan mengendarai sepeda motor milik warga.
“Kenapa naik motor, supaya bisa melihat secara menyeluruh ruas jalan yang masih rusak,” tutur dia.
Ia menerangkan, kondisi ruas jalan yang masih rusak di Pantura Flores akan disampaikan ke Pemerintah Provinsi NTT agar mendapat perhatian serius.
Umat Stasi Riung Simeon Wake mengatakan jalan tersebut sangat strategis karena menjadi penghubung sejumlah kabupaten. Apalagi daya tarik wisata membuat ruas jalan Pantura Flores sangat strategis.
“Tidak hanya mobilitas ekonomi masyarakat, tapi banyak wisatawan mancanegara dan domestik yang lewat ini jalan. Kami berharap segera ada perhatian dari pemerintah,” kata Simeon.
Sementara Melkior Bikung, 48 tahun, mengatakan, warga turun tangan setelah mendapat persetujuan Pastor Paroki Bekek Romo Wempi Da Silva.
“Romo sampaikan ke kami sebagai umat, kami langsung kerja bersama,” jelasnya.
Melkior bilang, saat musim hujan, air menggenangi jalan setinggi 60 sentimeter hingga 70 sentimeter. Sejumlah pengendara kesulitan saat melintas di situ.
“Musim hujan kubangan besar-besar, kalau musim panas debu sekali,” jelasnya.
Menurutnya, ruas jalan yang rusak mencapai 5 kilometer dan masih berada dalam ibu kota Kecamatan Riung.
“Ini dalam kota kecamatan pak, tapi jalan rusak parah. Sangat tolak belakang dengan keindahan 17 Riung,” ungkapnya.
Saat bakti sosial, masyarakat juga membersihkan rumput yang sudah menutupi badan jalan. Sementara alat berat menimbun tanah di jalan lubang.
Ia berharap, Pemprov NTT segera turun memperbaiki jalan tersebut, sehingga masyarakat tidak kesulitan dalam beraktivitas.
Romo Wempi, Pastor Paroki Bekek mengaku, pengerjaan jalan yang melibatkan umatnya berangkat dari keprihatinan gereja terhadap persoalan infrastruktur jalan.
“Ini berangkat dari keprihatinan, apalagi ini ruas jalan yang sering saya lewat melakukan pelayanan kepada umat,” jelasnya.
Romo Wempi kemudian meminta bantuan alat berat kepada Pemkab Ngada dan Nagekeo untuk memperbaiki ruas jalan itu.
Ia mengatakan pengerjaan dilakukan bertahap setiap kerja Jumat puasa.
“Ini kerja puasa, jadi saya bersama umat secara bergotong-royong melakukan perbaikan,” tutupnya.