Wisata Air Panas di Mokantarak Tak Terurus, Pemkab Flotim Kekurangan Anggaran

Pada pintu masuk area wisata bakau dipaku sebuah papan agar wisatawan tidak memasuki area tersebut karena board walk sudah lapuk.

Larantuka, Ekorantt.com – Aset wisata air panas di Desa Mokantarak, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur tampak dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Ekora NTT dalam kunjungannya ke lokasi wisata pada Sabtu, 10 Mei 2025 sore, menemukan salah satu tempat wisata populer di Kota Larantuka ini kian hari tak terurus.

Pengunjung ataupun wisatawan yang dulunya ramai kini sepi. Tak ada aktivitas wisata yang berarti selain beberapa pengunjung yang sedang merendamkan kaki dan warga lokal yang tengah memancing di pesisir pantai.

Kolam renang pun demikian, tidak berisi air. Keramik lantai dan dinding sudah terkelupas. Deretan lapak UMKM di lokasi wisata tak ada yang buka. 

Pada pintu masuk area wisata bakau dipaku sebuah papan agar wisatawan tidak memasuki area tersebut karena board walk sudah lapuk.

Sebagian besar papan yang digunakan untuk menyusuri keindahan panorama bakau nyaris tak satupun yang bisa digunakan.

Satu gazebo, dari tiga gazebo yang berada di pesisir laut telah roboh dan sebagian besarnya telah terendam dalam air laut. Tiang pancang sebagai dasar dari board walk telah lapuk dan tersisa drum dasar cor yang berisi semen. Kondisi area taman juga dipenuhi rerumputan liar.

Kepada Ekora NTT, beberapa pengunjung mengeluhkan kondisi aset wisata air panas ini.

All Bawana mengeluhkan kolam renang pada bagian mata air panas yang berisi ranting, daun, dan lumut.

“Kita sebagai pengunjung sebenarnya merasa agak terganggu dengan kebersihan area kolam ini,” kata All.

Riski Lein,  pengunjung lain, menuturkan bahwa pihak pengelola tidak merawat board walk dan gazebo yang rusak.

“Mengapa tidak diperbaiki board walk dan gazebonya. Padahal, hutan bakau itu menjadi salah satu ketertarikan sendiri pengunjung untuk datang ke sini,” ujar Riski.

Kekurangan Anggaran

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Flores Timur, Silvester Suban Toa Kabelen, kepada Ekora NTT, Sabtu, 8 Mei 2025, mengatakan bahwa perihal aset wisata air panas yang terbengkalai disebabkan karena pihaknya mengalami kekurangan anggaran.

“Memang untuk beberapa fasilitas kita minim biaya pemeliharaan,” jawab Kabelen.

Kabelen mengatakan, anggaran pemeliharaan kembali aset wisata akan direalisasikan pada 2025 sebesar Rp246 juta.

“Pemeliharaan fisik sebesar 246 juta. Difokuskan untuk board walk ke hutan mangrove. Sebab, board walk itu lebih potensial untuk retribusi pendapatan. Ruas board walk yang diperbaiki dari pintu masuk, kemudian melingkari bangunan dan lorong keluar di bagian timur.  Selebihnya, bagian barat itu kita belum sentuh,” jelas Kabelen.

Sementara itu, berkaitan dengan aset wisata air panas, Kabelen bilang bahwa pengelolaannya sudah diserahkan kepada kelompok masyarakat.

“Pihak pengelolanya adalah kelompok masyarakat. Kebetulan mereka itu tenaga kontrak di Dinas Pariwisata yang sudah resign. Mereka  kelompok yang selama ini mengikuti pelatihan di dinas pariwisata,” tutup Kabelen.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA