Gebyar PAUD di Solor Barat, Inisiatif Kecil yang sudah Berjalan Tujuh Belas Tahun

Ketua Gugus PAUD Elan, Floriana Walen Moton menjelaskan, kegiatan ini dirancang untuk menjadi puncak perayaan pembelajaran anak usia dini.

Larantuka, Ekorantt.com Gebyar PAUD Gugus Elan kembali digelar tahun ini di Desa Nuhalolon, Solor Barat, Kabupaten Flores Timur.

Kegiatan tahunan yang melibatkan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari delapan desa ini telah menjadi tradisi edukatif yang berlangsung selama 17 tahun.

Gebyar PAUD merupakan bentuk perayaan penutup tahun pelajaran yang dilaksanakan oleh lembaga PAUD di bawah naungan Gugus Elan, yang mencakup TK dan kelompok bermain (Kober) dari desa Karawatung, Ongalereng, Pamakayo, Lewonama, Balaweling I, Balaweling II, Daniwato, dan Nuhalolon. Tahun ini, sebanyak 227 siswa dan 29 guru dari 13 lembaga akan berpartisipasi.

Ketua Gugus PAUD Elan, Floriana Walen Moton menjelaskan, kegiatan ini dirancang untuk menjadi puncak perayaan pembelajaran anak usia dini.

“Akan ada berbagai kegiatan seperti perayaan misa, senam, tarian budaya, tari kreasi, mendongeng dan bercerita, membaca puisi, dan kegiatan edukatif lainnya yang dirancang khusus untuk anak-anak PAUD,” ujarnya.

Gebyar PAUD merupakan agenda rutin yang telah dilaksanakan secara bergantian dari desa ke desa sejak sekitar 17 tahun lalu.

Kegiatan ini melibatkan berbagai lembaga PAUD dari delapan desa anggota Gugus Elan, dan bertujuan mendorong perkembangan karakter anak yang kreatif, mandiri, serta berjiwa sosial.

Floriana menyebutkan bahwa kegiatan ini pada mulanya memiliki sejumlah nama berbeda sebelum akhirnya dikenal sebagai Gebyar PAUD.

Meskipun mengalami perubahan nama dan bentuk kegiatan sepanjang perjalanannya, semangat untuk menyatukan anak-anak, guru, dan masyarakat dalam pendidikan tetap menjadi ruh utama inisiatif ini.

Berawal dari Misa Balon

Tradisi ini bermula pada tahun 2005, ketika sekolah-sekolah PAUD di lima desa awal Gugus 2 menginisiasi kegiatan bersama dengan nama Misa Balon, sebagai bagian dari perayaan Hari Pendidikan Nasional.

Misa Balon pertama digelar di Desa Pamakayo, berkat dukungan Pastor Paroki Pamakayo saat itu, Pater Damas, SVD.

Dari tahun ke tahun, kegiatan ini berlanjut secara bergilir antar desa. Pada 2010, gugus ini berganti nama menjadi Gugus Elan, yang berarti semangat perjuangan yang menyala.

Nama kegiatan juga berubah menjadi Misa Angel, dengan filosofi bahwa anak-anak adalah “malaikat kecil” yang mengajarkan nilai-nilai kemurnian dan ketulusan.

Sejak 2018, atas arahan dinas pendidikan setempat, kegiatan ini resmi dinamai Gebyar PAUD Gugus Elan.

Meskipun sempat terhenti akibat pandemi pada 2020 hingga 2022, tradisi ini kembali digelar dan menjadi ruang penting bagi anak-anak untuk belajar melalui ekspresi dan interaksi sosial.

Lebih dari Sekadar Panggung Anak

Floriana menyebutkan, manfaat gebyar tidak hanya dirasakan oleh siswa, tapi juga oleh para guru dan masyarakat.

“Ini meningkatkan kualitas pendidik, membangun kerja sama antar-lembaga, dan memperkuat cinta masyarakat terhadap pendidikan anak usia dini,” katanya.

Namun demikian, sejak 2011 tidak ada lagi lembaga baru yang bergabung ke dalam Gugus Elan. Dua lembaga terakhir yang masuk adalah TK Nubun Tawa dan Kober Watokola.

Floriana berharap ke depan, gebyar ini bisa diperluas cakupannya, baik dalam jumlah peserta, kegiatan, maupun wilayah.

“Rekomendasi ke depan adalah memperluas jangkauan, meningkatkan skala kegiatan, dan terus menjaga semangat kolaboratif di tengah keterbatasan,” tutupnya.

Jurnalis warga: Afryanto Kein

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA